kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Gubernur The Fed: Aset kripto lebih merupakan aset untuk spekulasi


Rabu, 24 Maret 2021 / 12:35 WIB
Gubernur The Fed: Aset kripto lebih merupakan aset untuk spekulasi

Sumber: Al Jazeera | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Gubernur Federal Reserve alias The Fed Jerome Powell mengatakan pada Senin (22 Maret), publik perlu memahami risiko di balik Bitcoin dan cryptocurrency lainnya.

Pernyataan Powel tersebut keluar bahkan ketika bank sentral Amerika Serikat sedang mempelajari potensi biaya dan manfaat dari dollar AS digital.

Powell bilang, The Fed lebih suka menyebut kripto sebagai "aset kripto," karena volatilitasnya merusak kemampuan untuk menyimpan nilai, fungsi dasar dari sebuah mata uang.

"Mereka sangat tidak stabil, lihat Bitcoin, dan karena itu tidak terlalu berguna sebagai penyimpan nilai," kata Powell dalam sambutannya di pertemuan puncak virtual yang digelar Bank for International Settlements. 

Baca Juga: Soal bitcoin, Bill Gates ingatkan sebaiknya jadi penonton bila tak setajir bos Tesla

“Mereka lebih merupakan aset untuk spekulasi. Jadi, mereka juga tidak terlalu digunakan sebagai alat pembayaran. Ini pada dasarnya adalah pengganti emas, bukan dollar," ujar dia, seperti dikutip Al Jazeera.

Bitcoin telah melonjak hampir sepuluh kali lipat dibandingkan dengan tahun lalu, melayang di kisaran US$ 57.000 pada  Senin. Angka itu naik dari US$ 5.830 pada Maret 2020. 

Meneliti potensi mata uang digital 

Mata uang kripto sering dilihat sebagai lindung nilai terhadap inflasi. Dan, kekhawatiran inflasi meningkat karena The Fed telah mempertahankan suku bunga acuan jangka pendek yang dipatok mendekati nol selama setahun terakhir. 

The Fed juga menyuntikkan hingga US$ 120 miliar ke dalam sistem perbankan setiap bulan dengan membeli US Treasurys dan surat utang sekuritas berbasis mortgage.

Baca Juga: Gubernur BI ingatkan bitcoin bukan alat pembayaran yang sah di Indonesia

Meskipun Bitcoin jarang digunakan dalam transaksi, itu bisa berubah. Produsen mobil listrik Tesla mengatakan bulan lalu, mereka membeli US$ 1,5 miliar Bitcoin dan akan segera menerima pembayaran uang kripto itu untuk mobilnya.

Powell juga menyatakan, The Fed sedang meneliti potensi mata uang digital bank sentral (CBCD). Meskipun ia menambahkan, The Fed belum memutuskan untuk menerapkannya.

"Kami tidak dalam mode mencoba membuat keputusan pada saat ini," ujarnya. “Kami sedang bereksperimen dengan teknologi”.

Namun, menurut Powell, mengingat peran penting dollar AS sebagai mata uang cadangan terkemuka dunia, The Fed memiliki "kewajiban untuk menjadi yang terdepan" dalam memahami biaya dan manfaat mata uang digital bank sentral.

Selanjutnya: Elon Musk: Saat mata uang fiat negatif, cuma orang bodoh yang tak cari di tempat lain

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

×