Sumber: South China Morning Post | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Otoritas kesehatan China berulang kali mengatakan, mereka menemukan virus Covid-19 pada impor makanan beku dan telah mengaitkan infeksi di negara itu dengan kepala babi dan makanan laut beku.
Melansir South China Morning Post, terkait hal tersebut, Beijing bahkan telah menangguhkan impor produk dan meluncurkan pemeriksaan, pengujian, dan desinfeksi kemasan dan kontainer.
Beberapa ilmuwan top China lebih lanjut menilai bahwa virus Sars-CoV-2 yang menyebabkan penyakit Covid-19 mungkin telah tiba di Pasar Grosir Makanan Laut Huanan di kota Wuhan, lokasi wabah pertama yang diketahui di dunia, melalui impor makanan beku atau yang disebut sebagai "transmisi cold-chain".
Teori itu ditampilkan secara menonjol dalam konferensi pers di Wuhan pada hari Selasa, di mana tim internasional spesialis WHO mempresentasikan temuan penyelidikan selama sebulan tentang asal-usul virus bersama pejabat China.
Baca Juga: AS akan periksa ulang laporan WHO soal asal-usul Covid-19, ini alasannya
“Sars-CoV-2 dapat bertahan dalam kondisi yang ditemukan dalam makanan beku, kemasan dan produk cold-chain,” kata Liang Wannian, pejabat Komisi Kesehatan Nasional yang memimpin misi dari China.
Liang juga menyarankan, virus itu mungkin telah menyebabkan infeksi di luar negeri sebelum wabah di Wuhan, tetapi mereka tidak diidentifikasi. Beijing telah berulang kali menekankan sepanjang tahun lalu bahwa hanya karena virus itu pertama kali terdeteksi di Wuhan, namun mungkin saja tempat itu bukan tempat asal usul kemunculannya.
Baca Juga: Soal asal-usul Covid-19, Tim WHO: Intelijen AS tidak dapat diandalkan
Banyak yang meragukan
South China Morning Post memberitakan, Daniel Lucey, seorang spesialis penyakit menular di Georgetown University Medical Center di AS, mengatakan bahwa transmisi cold-chain sepertinya bukan penjelasan yang memungkinkan dan harus memerlukan studi perbandingan.
“Kenapa Wuhan dulu? Dari semua pasar makanan laut di China dan Asia dan di seluruh dunia, bagaimana transmisi cold chain akhirnya menyebabkan wabah pertama kali di Wuhan?" kata Lucey seperti dikutip South China Morning Post.
Dale Fisher, seorang dokter penyakit menular di National University of Singapore (NUS) mengatakan "masuk akal" bagi tim WHO untuk mempertimbangkan teori tersebut.
Baca Juga: Joe Biden tegaskan Pentagon akan tinjau strategi terhadap China
“(Namun), teori cold-chain (transmisi) benar-benar muncul dengan gagasan bahwa ada wabah yang terjadi di pabrik pengolahan daging di negara lain. Tetapi sangat tidak mungkin ada penyebaran penyakit yang meluas terjadi sebelum Wuhan," kata Fisher.
Tim WHO di Wuhan mengatakan hipotesis lain yang lebih umum adalah kemungkinan besar virus itu masuk ke manusia melalui hewan perantara. Akan tetapi penelitian lebih lanjut tentang peran potensial produk cold chain sangat diperlukan.
Baca Juga: Beda dengan Trump, Biden menyampingkan teori kebocoran virus corona dari lab China
Teori lain bahwa virus itu bocor dari Institut Virologi Wuhan, disebut merupakan hal yang sangat tidak mungkin.
Namun, menurut Peter Ben Embarek, ketua tim WHO dan seorang ilmuwan keamanan pangan, kemungkinan ada hubungan antara teori-teori tersebut.
"Akan menarik untuk ditelusuri jika hewan liar yang terinfeksi dan beku dapat membawa virus ke pasar Wuhan," katanya.
Embarek menambahkan bahwa masih belum diketahui apakah manusia dapat terinfeksi dari virus yang masih hidup dari kondisi beku. Pasar Wuhan dikenal menjual hewan liar, baik yang hidup maupun yang dipotong.
Otoritas China mulai mencurigai bahwa produk makanan beku dapat bertanggung jawab atas penyebaran Covid-19 setelah wabah di pasar makanan grosir Beijing pada bulan Juni.
Para penyelidik awalnya bingung, tetapi kemudian melaporkan ditemukannya kesamaan genetik antara wabah dan sisa-sisa virus yang ditemukan pada salmon yang diimpor oleh sebuah perusahaan yang menjualnya ke salah satu stan di pasar terkait dengan infeksi awal.
Leo Poon Lit-man, kepala divisi ilmu laboratorium di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hong Kong, setuju bahwa bukti terkait hal ini sangat minim. “Sangat sulit untuk menilai risiko hanya berdasarkan beberapa insiden,” katanya.
Meski begitu, Administrasi Umum Kepabeanan China bulan lalu mengatakan, sekitar 124 produsen makanan beku dari 21 negara telah menangguhkan ekspor ke China, secara sukarela atau tidak.
China untuk sementara waktu melarang impor perusahaan dengan karyawan yang terinfeksi atau barang yang positif virus. Mitra dagang mengeluh tentang aturan China tersebut, termasuk Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
Selanjutnya: Ini alasan WHO dorong penelitian penderita Long Covid yang lebih masif
"Pembatasan Covid-19 terbaru di China pada produk makanan impor tidak didasarkan pada sains dan mengancam akan mengganggu perdagangan," kata Departemen Pertanian AS pada November.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News