kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Prospek bisnis jalan tol tahun ini masih membentang


Senin, 18 Januari 2021 / 06:40 WIB
Prospek bisnis jalan tol tahun ini masih membentang

Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Wahyu T.Rahmawati

Pembangunan Jalan di Jawa akan berfokus kepada pengembangan mengingat 959 km dari 1.144 km ruas Tol Trans Jawa sudah beroperasi. Di sisi lain, pemerintah menargetkan sepanjang 2.400 km Jalan Tol Trans Sumatra akan beroperasi pada tahun 2024.

Sebagian besar rencana pembangunan jalan tol tersebut akan menggunakan skema kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU) atau dikenal juga dengan skema PPP. Skema ini diatur dalam peraturan presiden no. 38/2015. Hal ini membawa kesempatan yang besar bagi investor swasta dan badan usaha untuk terus mengembangkan portofolionya di bisnis infrastruktur jalan tol.

Selain menetapkan Proyek Strategis Nasional (PSN), politik anggaran dengan prioritas terhadap pembangunan infrastruktur, pemerintah juga telah melakukan reformasi dan de-birokratisasi berbagai kebijakan untuk mempercepat pembangunan infrastruktur, menyederhanakan perizinan dan meningkatkan investasi.

Seperti diketahui, di penghujung tahun 2020, reformasi perundang-undangan melalui UU Cipta Kerja dan inisiasi sovereign wealth fund (SWF) memberikan dorongan positif di industri jalan tol. Inisiasi Lembaga Pengelola Investasi ini diprediksi akan meningkatkan minat investor luar negeri terhadap infrastruktur nasional, termasuk jalan tol.

Baca Juga: PT Jasa Marga Tbk (JSMR) Mengalokasikan Belanja Modal Rp 7,5 Triliun

Membaca berbagai fenomena lingkungan bisnis tersebut, Krist menilai tahun 2021 adalah tahun peluang bagi pengembangan infrastruktur di Indonesia.

Investasi di jalan tol yang memerlukan kapital yang besar dan tingkat pengembalian yang sangat panjang, membutuhkan kepastian usaha dan tingkat pengembalian jangka panjang sebagai kunci utamanya.

"Bisnis yang resilience yang didukung konsistensi dari semua pihak untuk bersama-sama menjaga dan memenuhi persyaratan model bisnis dari investasi ini sangat diperlukan. Semoga," pungkasnya.

Baca Juga: Bayar uang muka proyek, PUPR bakal serap anggaran Rp 14,8 triliun di bulan ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×