Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Langkah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) untuk menambah kuota ekspor batubara di 2021, menambah alasan PT Harum Energy Tbk (HRUM) untuk merevisi Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) tahunan perusahaan di 2021.
Direktur Utama Harum Energy Ray Antonio Gunara menjelaskan kalau manajemen sudah berencana untuk meningkatkan produksi batubara di 2021 menjadi 30% dari target sebelumnya yakni 25%. Alhasil, rencana peningkatan produksi tersebut memerlukan revisi RKAB yang ada saat ini.
"Alasan peningkatan (target produksi) tersebut untuk meraih manfaat dari perbaikan harga batubara di tahun ini. Kami juga menyambut positif Kepmen ESDM tersebut," ungkap Ray kepada Kontan, Rabu (14/4).
Baca Juga: Bumi Resources (BUMI) tetap targetkan produksi batubara 85 juta ton-90 juta ton
Untuk gambaran, emiten pertambangan tersebut mencatatkan penjualan 2,8 juta ton batubara sepanjang 2020. Capaian tersebut cenderung turun 32% dari realisasi penjualan 2019 yang mencapai 4,1 juta ton.
Sebagai informasi, Kementerian ESDM pada 6 April 2021 menerbitkan Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM Nomor 66.K/HK.02/MEM.B/2021 tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 255.K/30/MEM/2020 tentang Pemenuhan Kebutuhan Batubara Dalam Negeri Tahun 2021.
Dengan begitu, kuota produksi nasional bakal meningkat dari 550 juta ton menjadi 625 juta ton. Dimana, penambahan 75 juta ton akan dikhususkan untuk aktivitas ekspor.
Sementara itu, Ray menekankan kalau penjualan batubara Harum Energy sebagian besar ditujukan ke pasar ekspor. Untuk itu, kenaikan porsi ekspor yang dilakukan Kementerisan ESDM lewat Kepmennya dirasa akan sangat membantu peningkatan penjualan dari perusahaan tambang tersebut.
"Hal ini sudah sejalan dengan perbaikan ekonomi global, seperti terlihat dari naiknya harga komoditas pada umumnya, terutama batubara," jelas Ray.
Baca Juga: Menteri ESDM tambah kuota ekspor batubara, begini sikap pelaku usaha
Adapun terkait komitmen DMO, Ray mengungkapkan kalau HRUM akan tetap mematuhi ketentuan yang ada atau sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Dengan menargetkan peningkatan produksi batubara tahun ini, HRUM juga akan terus memperhatikan pencapaian target produksi batubara, sekaligus memprioritaskan perolehan marjin operasi. Upaya tersebut termasuk dengan memperhatikan keseimbangan tingkat produksi dengan biaya produksi serta keberlanjutan produksi batubara dalam jangka panjang.
Untuk 2021, HRUM juga menganggarkan sekitar US$ 7 juta dari kas internalnya untuk penambahan properti pertambangan batubara, pembelian alat berat dan prasarana tambang batubara dan pemeliharaan kapal tunda dan tongkang.
Pengeluaran modal setiap tahunnya disesuaikan dengan kebutuhan operasional pada tahun tersebut, dan anggaran ini hanya khusus terkait produksi batubara, sedangkan untuk pengembangan bisnis nikel, alokasi dana capex tahun ini masih sedang dalam tahap evaluasi.
Sementara itu, Sekretaris Perusahaan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) Apollonius Andwie C mengungkapkan kalau saat ini perusahaan tengah melakukan penyesuaian target dan masih diproses internal untuk kemudian diajukan ke Kementerian ESDM.
Baca Juga: ABM Investama berencana mengajukan revisi RKAB serta meningkatkan produksi tahun ini
"Sejauh ini, produksi batubara mayoritas ditujukan untuk pasar dalam negeri. Sedangkan untuk ekspor, tentunya ada beberapa negara yang kami tuju," ungkapnya kepada Kontan, Rabu (14/4).
Sebagai gambaran, PTBA membukukan penurunan pendapatan dan laba bersih tahun lalu. Emiten yang berbasis di Sumatra Selatan ini membukukan pendapatan Rp 17,32 triliun, menurun 20,48% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp 21,79 triliun.
Sementara dari sisi bottomline, PTBA mencatat laba bersih Rp 2,39 triliun, menyusut 41,17% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp 4,06 triliun.
Selanjutnya: Kementerian ESDM memastikan ada penambahan kuota ekspor batubara untuk tahun ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News