Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Tendi Mahadi
Untuk 2021, HRUM juga menganggarkan sekitar US$ 7 juta dari kas internalnya untuk penambahan properti pertambangan batubara, pembelian alat berat dan prasarana tambang batubara dan pemeliharaan kapal tunda dan tongkang.
Pengeluaran modal setiap tahunnya disesuaikan dengan kebutuhan operasional pada tahun tersebut, dan anggaran ini hanya khusus terkait produksi batubara, sedangkan untuk pengembangan bisnis nikel, alokasi dana capex tahun ini masih sedang dalam tahap evaluasi.
Sementara itu, Sekretaris Perusahaan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) Apollonius Andwie C mengungkapkan kalau saat ini perusahaan tengah melakukan penyesuaian target dan masih diproses internal untuk kemudian diajukan ke Kementerian ESDM.
Baca Juga: ABM Investama berencana mengajukan revisi RKAB serta meningkatkan produksi tahun ini
"Sejauh ini, produksi batubara mayoritas ditujukan untuk pasar dalam negeri. Sedangkan untuk ekspor, tentunya ada beberapa negara yang kami tuju," ungkapnya kepada Kontan, Rabu (14/4).
Sebagai gambaran, PTBA membukukan penurunan pendapatan dan laba bersih tahun lalu. Emiten yang berbasis di Sumatra Selatan ini membukukan pendapatan Rp 17,32 triliun, menurun 20,48% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp 21,79 triliun.
Sementara dari sisi bottomline, PTBA mencatat laba bersih Rp 2,39 triliun, menyusut 41,17% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp 4,06 triliun.
Selanjutnya: Kementerian ESDM memastikan ada penambahan kuota ekspor batubara untuk tahun ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News