kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kurangi 7 kebiasaan buruk yang dapat merusak fungsi otak


Rabu, 04 November 2020 / 14:05 WIB
Kurangi 7 kebiasaan buruk yang dapat merusak fungsi otak

Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto

Sering multitasking juga merupakan kebiasaan buruk yang dapat merusak fungsi otak. Ponsel menjadi pisau bermata dua. Kita menggunakannya sepanjang waktu, baik untuk mendukung pekerjaan maupun pendidikan, atau pun sebagai sarana hiburan. Kondisi ini membuat banyak orang melakukan beberapa pekerjaan sekaligus (multitasking).

Kamu mungkin pernah mendengar bahwa multitasking berdampak buruk bagi produktivitas serta merupakan kebiasaan yang dapat mengubah otak dan membuat seseorang kurang efektif.

Seorang ahli saraf dari Massachusetts Institute of Technology (MIT), Earl Miller mengatakan bahwa otak kita tidak bisa terhubung dengan baik terhadap banyak tugas. Ketika orang-orang mengira mereka mampu melakukan banyak tugas, mereka sebenarnya hanya beralih dari satu tugas ke tugas lain dengan sangat cepat.

Selain itu, setiap kali mereka melakukannya, ada konsekuensi kognitif yang menyertai. "Multitasking juga meningkatkan hormon stres kortisol serta hormon fight or flight (melawan-atau-lari) adrenalin, yang dapat merangsang otak secara berlebihan dan dapat menyebabkan kabut mental atau pemikiran yang kacau," katanya.

Baca juga: Promo Tupperware November 2020 edisi dapur cantik, ada gratis Rice Bowl

3. Luapan informasi menyebabkan stimulasi otak berlebih

Kebiasaan buruk yang dapat merusak fungsi otak selanjutnya adalah banyaknya informasi yang tidak penting dan tidak dikelola dengan baik. Banyaknya jumlah email, notifikasi media sosial, dan notifikasi lainnya yang kita terima bisa sangat membebani hari seseorang.

Aliran konten yang deras secara konstan jika tidak dikelola drngan baik dapat menyebabkan stres dan pengambilan keputusan yang berlebihan. "Informasi yang berlebihan adalah salah satu gangguan terbesar dalam kehidupan modern," tulis Schumpeter dari The Economist.

Beberapa orang membanggakan bagaimana mereka bisa melakukan banyak pekerjaan dalam satu hari. Namun, mantan profesor tamu psikologi di Gresham College, London, Glenn Wilson menyebutkan dalam penelitiannya bahwa berada dalam situasi multitasking dapat mengurangi IQ efektif seseorang hingga 10 poin.

Untuk memaksimalkan otak setiap hari, lakukan pengaturan yang lebih baik untuk menyaring informasi yang diterima sepanjang hari. Bersikaplah proaktif tentang cara kita mengonsumsi media dan persiapkan otak untuk mengabaikan informasi yang tidak perlu. Ketika kita mengelola hari dengan prinsip-prinsip ini, kemungkinan besar kita dapat meningkatkan efisiensi otak secara signifikan.

4. Duduk terlalu lama

Kebiasaan buruk yang dapat merusak fungsi otak lainnya adalah duduk. Sebuah penelitian baru yang dilakukan The University of California, Los Angeles (UCLA) melaporkan bahwa orang yang lebih banyak duduk lebih berisiko mengalami penipisan di daerah otak yang terkait dengan memori. Peneliti menekankan bahwa duduk tidak hanya membawa risiko kesehatan fisik, tetapi juga risiko neurologis.

Dalam makalahnya, mereka menulis bahwa aktivitas fisik tinggi sekalipun dianggap tidak cukup untuk mengimbangi efek berbahaya dari banyak duduk dalam waktu lama. Oleh karena itu, usahakan mengurangi jumlah duduk sebisa mungkin. Kamu bisa menyelingi waktu bekerja atau belajar dengan berdiri dan berjalan ringan, misalnya setiap 10 menit sekali.

Simak daftar kebiasan buruk yang merusak otak di halaman selanjutnya



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

×