Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Vaksin memungkinkan kembalinya kehidupan normal Dr. David Cutler, seorang dokter kedokteran keluarga di Pusat Kesehatan Providence Saint John di Santa Monica, California mengatakan, bahwa sebelum vaksin tersedia, seseorang di Amerika Serikat memiliki sekitar 1 dari 10 kemungkinan mengembangkan penyakit Covid-19 selama setahun, tetapi risiko itu dapat berubah, karena tindakan pencegahan dilonggarkan.
"Untuk sebagian besar tahun lalu, semua orang diharuskan memakai masker, menjaga jarak sosial, dan bahkan lockdown. Tapi sekarang, masyarakat yang sudah mendapatkan vaksin lengkap mulai melepas masker, dan secara teoritis ini meningkatkan risiko infeksi orang yang tidak divaksinasi," katanya. B
Cutler mengungkap, saat ini sekitar setengah populasi AS kebal karena vaksinasi Covid-19, sehingga menghilangkan banyak kemungkinan tertular infeksi. Selain itu, banyak orang yang masih membawa kekebalan dari infeksi Covid-19 di masa lalu.
Baca Juga: Daerah Cegah Lonjakan Pandemi Via PPKM Darurat dan Peningkatan Vaksinasi
“Jadi, ini adalah orang tambahan yang tidak mungkin menularkan infeksi Covid-19 sekarang, meskipun mereka mungkin telah menularkannya di masa lalu,” ujar Cutler.
Ketika AS dan negara-negara lain terus berusaha mencapai tingkat kekebalan kelompok terhadap virus corona, Cutler dan para ahli lainnya juga masih terus mendesak orang-orang untuk segera divaksinasi.
Baca Juga: Tes GeNose tidak berlaku untuk perjalanan kereta api jarak jauh mulai 5 Juli 2021
Vaksinasi tidak hanya melindungi penerima, tetapi juga orang-orang di sekitar mereka. Yang paling menguntungkan masyarakat secara keseluruhan adalah, memungkinkan semua orang lebih cepat kembali ke kehidupan normal.
“Orang-orang di seluruh dunia sangat ingin menerima vaksin Covid-19. Sehingga, tak dapat dimengerti jika masih ada orang yang memenuhi syarat tapi tidak segera mendapatkan vaksin,” tegas Cutler.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Risiko Orang yang Tak Divaksin Covid-19, Salah Satunya Long Covid "
Penulis : Bestari Kumala Dewi
Editor : Bestari Kumala Dewi
Selanjutnya: Studi Baru: Antibodi Covid-19 Bisa Bertahan hingga Tahunan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News