Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Di AS sangat jelas, rawat inap akibat Covid-19 saat ini hanya tersebar di populasi yang tidak divaksinasi, beberapa distrik dan Michigan memiliki tingkat rawat inap sekitar dua kali lebih tinggi dari rata-rata nasional.
Pennsylvania, Maryland, Florida dan Rhode Island juga memiliki tingkat rawat inap sekitar 50% lebih tinggi dari tingkat rawat inap nasional.
Selain risiko kematian dan rawat inap yang lebih tinggi, orang-orang yang belum divaksin Covid-19 juga berisiko lebih tinggi mengalami long covid. Menurut CDC kasus long covid dapat terjadi pada orang-orang yang terinfeksi Covid-19 dengan gejala ringan dan bahkan mereka yang benar-benar tanpa gejala.
Namun, beberapa ahli berpendapat, ada bukti yang lebih meyakinkan bahwa long covid cenderung terjadi setelah infeksi Covid-19 yang parah atau bergejala. Yang penting menjadi catatan adalah, Dr. Monica Gandhi, pakar penyakit menular dari Universitas California, San Francisco mengatakan, long covid tidak mungkin terjadi pada seseorang yang divaksinasi lengkap.
Baca Juga: Indonesia Kedatangan 998 Ribu Dosis Vaksin Bantuan Pemerintah Jepang
“Jika tubuh terpapar virus corona setelah vaksinasi, sistem kekebalan — alih-alih menghasilkan respons inflamasi yang tidak terorganisir — justru siap untuk menghasilkan respons yang sangat terorganisir terhadap virus, sehingga membuat long covid tidak mungkin terjadi,” kata Gandhi.
Pasca-vaksinasi, sistem kekebalan pada dasarnya mengatakan, ‘Oke, saya akan beradaptasi untuk melawan virus khusus ini'. Respons terorganisir seperti itu yang akan menyelesaikan gejala Covid-19 dengan cepat.
Baca Juga: Masih tinggi, Korea Selatan tambah 743 kasus Covid-19 baru