Sumber: Channel News Asia | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - NEW DELHI. Ibu kota India, New Delhi dan pusat keuangan Mumbai memulai pelonggaran pembatasan secara bertahap pada Senin (7 Juni), menyusul infeksi virus corona di negara itu turun ke level terendah dalam dua bulan terakhir.
Rumahsakit di kota-kota besar, yang memiliki populasi gabungan sekitar 40 juta jiwa, kewalahan oleh gelombang COVID-19 yang mematikan pada April dan Mei lalu, dengan kekurangan oksigen yang parah dan obat-obatan kritis lainnya.
Lonjakan besar membuat India melaporkan jumlah kasus dan kematian yang memecahkan rekor, menjadi negara yang paling terpukul kedua di dunia setelah Amerika Serikat, dengan hampir 29 juta infeksi virus corona.
Pihak berwenang di Delhi dan Mumbai, serta kota dan negara bagian lain, memberlakukan pembatasan pergerakan dan kegiatan untuk memerangi lonjakan tersebut.
Baca Juga: Kasus Covid-19 mulai turun, bursa saham India menguat
"Kita harus tetap aman dari infeksi corona dan juga mengembalikan ekonomi ke jalurnya," kata Kepala Menteri Delhi Arvind Kejriwal pada Senin, seperti dikutip Channel News Asia, ketika beberapa toko dan mal dibuka kembali.
Layanan Delhi Metro diizinkan beroperasi dengan 50% dari total kapasitas.
Pelonggaran pembatasan berdasarkan tingkat infeksi
Kota di Utara India melaporkan rata-rata 25.000 kasus harian virus corona selama puncaknya. Angka itu turun drastis menjadi 381 infeksi pada Minggu (6 Juni), menurut para pejabat.
Maharashtra, negara bagian terkaya di India di mana Mumbai adalah ibu kotanya, melonggarkan pembatasan berdasarkan tingkat infeksi dan hunian tempat tidur rumahsakit.
Baca Juga: Jumlah kasus baru menurun, India akan melonggarkan aturan penguncian Covid-19
Di Mumbai, di mana beban kasus melonjak menjadi 11.163 pada awal April, hanya ada 794 infeksi baru pada Minggu.
Mal diizinkan untuk dibuka kembali di Mumbai dengan pembatasan. Tetapi, beroperasi penuh di kota-kota dengan tingkat infeksi yang lebih rendah, seperti Nagpur dan Aurangabad.
"Ini adalah langkah ke arah yang benar," ungkap Rajendra Kalkar dari Phoenix Mills, yang mengelola tiga pusat perbelanjaan di Maharashtra, seperti dilansir Channel News Asia.
"Bisnis di mal kami kembali perlahan. Ini adalah langkah yang sangat disambut baik oleh ribuan staf mal dan karyawan ritel," imbuhnya.
Baca Juga: Berjuang lawan Covid-19, India pesan 300 juta vaksin corona yang belum disetujui
Para ahli memperingatkan, sementara krisis telah mereda di Delhi, Mumbai, dan kota-kota besar lainnya, virus corona masih menyebar di daerah pedesaan dan beberapa negara bagian di Selatan India.
Dan, angka kematian akibat COVID-19 masih pada tingkat yang tinggi, mereka menambahkan.
India pada Senin melaporkan lebih dari 100.000 infeksi baru, setelah beberapa hari mencatat lebih dari 400.000 kasus pada Mei, dan hampir 2.500 kematian.
Kementerian Kesehatan mengatakan total kematian hanya di bawah 347.000 sejauh ini, meskipun para ahli memperingatkan jumlah sebenarnya bisa jauh lebih tinggi dan ada klaim yang kurang.
Selanjutnya: Terlalu rumit, WHO beri nama baru untuk varian coronavirus
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News