Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Biaya kredit (cost of kredit ) perbankan tahun ini mengalami peningkatan sejalan dengan pemupukan pencadangan yang dilakukan untuk mengantisipasi resiko kredit di tengah pandemi Covid-19.
PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) mencatatkan biaya kredit 3,5% per Juni 2021. Itu meningkat dari periode yang sama tahun lalu sebesar 2.7%. Sementara membentuk cadangan penurunan kerugian nilai (CKPN) terhadap NPL sebesar 215,3%
Adapun hingga September, biaya kredit BNI masih berada di kisaran target perseroan tahun ini yakni 3.3%-3.6%. " Ini memang sudah sesuai dengan target yang ditetapkan di awal tahun dan juga sesuai dengan target CKPN yang masih cukup agresif pada 2021," kata David Pirzada, Direktur Manajemen Resiko BNI pada KONTAN, Selasa (5/10).
Adapun total CKPN yang sudah dibentuk BNI hingga saat ini mencapai Rp 19 triliun. Perkiraan David, pencadangan itu masih akan dijaga di level tersebut hingga akhir tahun.
Baca Juga: Jumlah penyelenggara fintech lending terus berkurang, ini penyebabnya
Sementara PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) mencatatkan biaya kredit 0,94% pada semester I 2021 atau meningkat 13 basis poin secara tahunan atau year on year (YoY).
Direktur Collection & Asset Management BTN mengatakan, kenaikan cost of credit tersebut ditujukan untuk memenuhi pencadangan yang bertujuan agar fundamental BTN semakin baik, terutama dalam menghadapi kondisi makro ekonomi yang terdampak Pandemi Covid-19.
Perbaikan secara fundamental ini tercermin dari Coverage Ratio dimana sampai dengan semester I tahun 2021 mencapai 120.72% meningkat signifikan jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang baru sebesar 107.90%.
"Kenaikan coverage ratio tersebut disamping karena kenaikan CoC juga dipengaruhi oleh semakin baiknya kualitas kredit Bank BTN sampai dengan triwulan kedua tahun 2021," kata Novie.
Baca Juga: Jumlah ATM Bank Mandiri, BNI, dan CIMB berkurang, seiring maraknya transaksi digital
Novie menambahkan, BTN tahun ini memang memiliki fokus dalam melakukan penyelesaian kredit bermasalah. Sehingga hal itu berdampak pada peningkatan biaya kredit.
Adapun BRI mencatatkan Biaya kredit (CoC) 4,12% pada semester I 2021. Itu naik dari 2,2% pada periode yang sama tahun lalu.
Agus Sudiarto Direktur Manajemen Risiko BRI mengatakan, peningkatan itu sejalan dengan strategi BRI melakukan front load dalam rangka menjaga sustainability dari bisnis BRI ke depan. Sementara hingga September, biaya kredit tersebut sudah turun ke kisaran 3,84%.
BRI tetap optimis target biaya kredit 3.5% - 3.7% tahun ini dapat dicapai karena kondisi makro serta sosial yg terus membaik. "Ini juga tercermin dari rasio LAR kami yg terus turun di bulan Agustus menjadi 26,4% jika dibandingkan Juni yg sebesar 27,3%." Kata Agus
PT Bank Woori Saudara Tbk (BWS) masih mencatatkan biaya kredit yang relatif stabil hingga semester I 2021. Sadhana Priatmadja Direktur BWS mengatakan, posisinya masih di bawah 7%. Hal itu dikarenakan kenaikan biaya pencadangan masih bisa diimbangi dengan penurunan biaya dana.
Namun, biaya dana BWS sampai akhir tahun diperkirakan akan mengalami sedikit kenaikan. "Karena kredit makin tumbuh sehingga kebutuhan DPK naik, pencadangan kredit juga naik dengan adanya risiko kredit yang meningkat," pungkasnya.
Selanjutnya: Ingin take over KPR ke bank lain? Cek tawaran Bank Mandiri ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News