kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

9 Startup Digital yang PHK Massal Karyawan di Sepanjang Tahun Ini


Senin, 21 November 2022 / 11:24 WIB
9 Startup Digital yang PHK Massal Karyawan di Sepanjang Tahun Ini
ILUSTRASI. Sejumlah perusahaan di Indonesia menggelar Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal. Salah satunya Ruangguru.

Reporter: Kompas TV, kompas.com, Riset Kontan | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Indosat Ooredoo Hutchison (ISAT) mengumumkan akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada lebih dari 300 karyawannya. Langkah ini merupakan inisiatif rigthsizing yang dilakukan oleh Indosat.

Director & Chief of Human Resources  Officer Indosat Ooredoo Hutchison, Irsyad Sahroni menuturkan, inisiatif rigthsizing ini didasarkan pada strategi bisnis ke depan dan pertimbangan yang komprehensif.

"Sehingga  diharapkan dapat menjadi langkah strategis yang membawa Indosat Ooredoo Hutchison menjadi perusahaan telekomunikasi digital paling dipilih di Indonesia," ujar Irsyad, dalam keterangan resminya, Jumat (23/9).

Dia mengklaim, langkah rigthsizing ini telah berjalan lancar dan lebih dari 95% karyawan yang terkena dampak telah menerima tawaran tersebut, sementara sisanya masih melakukan pertimbangan.

Indosat sendiri menawarkan paket kompensasi dengan rata-rata mulai dari 37 kali upah hingga mencapai 75 kali upah. Ini disebut Irsyad lebih tinggi di  atas persyaratan ketentuan undang-undang yang berlaku.

4. LinkAja

PT Fintek Karya Nusantara (Finarya) atau LinkAja telah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap ratusan karyawan.

Head of Corporate Secretary Group LinkAja Reka Sadewo menjelaskan, kebijakan tersebut dialkukan karena perusahaan melakukan perubahan signifikan dalam penyesuaian bisnis.

"Perubahan merupakan sesuatu yang secara konstan terjadi dalam perusahaan yang sedang terus bertumbuh. Penyesuaian dalam perusahaan juga tentunya akan terus terjadi. Sebagai sebuah perusahaan start up yang terus berkembang pesat, LinkAja diharapkan terus bisa agile dan adaptif dalam melakukan penyesuaian bisnis untuk memastikan pertumbuhan perusahaan yang sehat, positif dan optimal," jelas Reka kepada Kontan.co.id, Selasa (24/5).

Dia menambahkan, menjawab tantangan ini memang akan ada beberapa perubahan signifikan yang akan dilakukan LinkAja, terutama berkaitan dengan fokus dan tujuan bisnis perusahaan. Hal ini tentunya juga akan berpengaruh pada beberapa aspek operasional perusahaan, salah satunya adalah reorganisasi SDM.

Baca Juga: PHK Ratusan Karyawannya, Ruangguuru: Keputusan Sulit

5. Shopee Indonesia

Kontan memberitakan, perusahaan teknologi Shopee Indonesia, Senin (19/9/2022) melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) sejumlah karyawan sebagai bagian dari langkah efisiensi yang dilakukan perusahaan.

Head of Public Affairs Shopee Indonesia Radynal Nataprawira menjelaskan Shopee Indonesia harus mem PHK sejumlah karyawannya. Ia menyampaikan keputusan PHK ini merupakan langkah terakhir yang harus ditempuh, setelah melakukan penyesuaian melalui beberapa perubahan kebijakan bisnis.

“Kondisi ekonomi global menuntut kami untuk lebih cepat beradaptasi serta mengevaluasi prioritas bisnis agar bisa menjadi lebih efisien. Ini merupakan sebuah keputusan yang sangat sulit,” katanya, dikutip dari keterangan resmi yang diterima Kontan, Senin (19/9).

Langkah PHK ini sejalan dengan fokus perusahaan secara global untuk mencapai kemandirian dan keberlanjutan, yang merupakan 2 komponen penting dalam menjalankan bisnis di tengah ketidakpastian ekonomi global saat ini.

6. JD.ID

Kontan memberitakan, JD.ID juga memutuskan untuk melakukan PHK karyawan pada Mei lalu. 

Director of General Management JD.ID Jenie Simon menjelaskan, dari langkah  perusahaan tersebut adalah upaya  untuk melakukan improvement actions atau tindakan perbaikan. Sehingga, perusahaan dapat terus beradaptasi dan selaras dengan dinamika pasar dan tren industri di Indonesia.

"Upaya improvisasi yang JD.ID tempuh antara lain adalah dengan melakukan peninjauan, penyesuaian, hingga inovasi atas strategi bisnis & usaha," ujar Jenie kepada Kontan, Jumat (27/5).

Lebih lanjut, Jenie menjelaskan, JD.ID juga melakukan pengambilan keputusan seperti tindakan restrukturisasi, yang mana di dalamnya terdapat langkah pengurangan jumlah karyawan. 



TERBARU

×