Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Tim Clayden mengamini hal itu. Ia menghabiskan ulang tahunnya yang ke-60 di Rumah Sakit John Radcliffe di Oxford dengan gejala Covid yang begitu parah sehingga dia yakin dia akan mati. Untungnya dia sembuh tetapi sampai saat ini ia terus merasa lelah.
Tim frustrasi karena tidak tahu mengapa dia tidak pulih sepenuhnya. Ia mengaku khawatir sekaligus lega saat menerima salah satu hasil pemindaian Prof Gleeson yang menunjukkan bahwa paru-parunya rusak. "Sangat membantu untuk mengetahui bahwa ada masalah dengan paru-paru Anda," katanya.
"Sekarang saya tahu apa yang terjadi. Saya tahu asal muasalnya. Yang saya tidak tahu, karena belum ada yang tahu, apakah kerusakan itu permanen atau akan berlalu. Tapi saya lebih suka mengetahui ini daripada tidak tahu."
Baca Juga: Satgas Covid-19 dorong masyarakat tetap disiplin terapkan protokol kesehatan
Dr Samantha Walker, direktur penelitian dan inovasi di Asthma UK dan British Lung Foundation, mengatakan, iIni adalah penyelidikan yang menarik dan penting agar kerusakan paru-paru pasca Covid-19 dilihat lebih jauh dan dalam skala yang lebih besar.
"Jika penyelidikan lebih lanjut menunjukkan bahwa kerusakan paru-paru terjadi, itu dapat memungkinkan pengembangan tes yang dapat mengukur kerusakan paru-paru yang disebabkan oleh Covid-19, yang akan membuat perbedaan besar bagi banyak orang dengan gejala pernapasan yang lama dan juga memungkinkan perawatan khusus dikembangkan. "
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Teknologi Ini Tunjukkan Pasien Covid-19 Alami Kelainan Paru Hingga 3 Bulan"
Editor : Gloria Setyvani Putri
Selanjutnya: Bukan hanya gejala corona, ini penyebab lain kehilangan indra penciuman
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News