kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.483.000   -4.000   -0,16%
  • USD/IDR 16.757   21,00   0,13%
  • IDX 8.610   -8,64   -0,10%
  • KOMPAS100 1.188   4,72   0,40%
  • LQ45 854   1,82   0,21%
  • ISSI 307   0,26   0,08%
  • IDX30 439   -0,89   -0,20%
  • IDXHIDIV20 511   -0,15   -0,03%
  • IDX80 133   0,33   0,25%
  • IDXV30 138   0,47   0,34%
  • IDXQ30 140   -0,47   -0,33%

Targetkan defisit APBN di bawah 3% pada 2023, begini strategi Sri Mulyani


Sabtu, 09 Januari 2021 / 08:30 WIB
Targetkan defisit APBN di bawah 3% pada 2023, begini strategi Sri Mulyani

Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menegaskan, pemerintah berkomitmen untuk kembali membawa defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023 di bawah 3% terhadap produk domestik bruto (PDB).

Sebab, akibat dampak pandemi virus corona, pemerintah telah menggunakan ruang fiskal dengan memperlebar defisit APBN di atas 3% terhadap PDB. Lebih tinggi dari besaran defisit yang diamanatkan dalam Undang-Undang (UU) Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.

Kebijakan tersebut diambil setelah pemeritah mendapat restu melalui UU Nomor 2 Tahun 2020  tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) dan/atau Dalam Rangka Menghadapi Ancaman yang Membahayakan Perekonomian Nasional dan/atau Stabilitas Sistem Keuangan.

Baca Juga: Sri Mulyani: Anggaran vaksin corona harus ada karena prioritas

Dalam UU 2/2020 itu menyebut defisit APBN diperbolehkan berada di atas 3% selama tiga tahun yakni dalam kurung waktu 2020 hingga 2022. Alhasil, defisit APBN 2020 ditetapkan sebesar 6,34% terhadap PDB. Padahal sebelum pandemi pemerintah menargetkan defisit 2020 sebesar 1,76% atau turun dari realiasi 2019 yakni 2,2% terhadap PDB.

Namun demikian, laporan APBN 2020 mencatat sepanjang tahun lalu realiasi defisit lebih rendah daripada outlook yakni sebesar 6,09% terhadap PDB. Dengan komponen realisasi belanja negara Rp 2.589,9 triliun, sedangkan penerimaan negara hanya sebesar Rp 1.633,6 triliun.

Lantas di tahun 2021, sebagaimana postur APBN 2021 target defisit sebesar 5,7% terhadap PDB karena pagu belanja negara sejumlah Rp 2.750 triliun dan pendapatan negara sebesar Rp 1.743,6 triliun.

Sri Mulyani, mengatakan, pemerintah akan tetap menggunakan timeline dalam UU Nomor 2/2020. Ia bilang, tren defisit ke depan tentunya akan tergantung dari dinamika pemulihan ekonomi yang diproyeksikan terus membaik. Namun, penggunaan APBN dalam dua tahun ke depan dipastikan sangat teliti dan berhati-hati.

Kendati demikian, Sri Mulyani menekankan, pemulihan ekonomi tidak boleh dan tidak hanya tergantung APBN. Karena pemerintah lewat fiskalnya tidak akan bisa berdiri sendiri mendompleng kompensasi konsumsi, investasi, dan ekspor-impor.

Sri Mulyani menyampaikan, sesuai instruksi Presiden Joko Widodo (Jokowi), seluruh kementerian/lembaga (K/L) dan pemerintah daerah (pemda) harus berupaya keras agar investasi meningkat kembali. Sebab, saat ekonomi lebih baik daripada tahun 2020 momentum investasi akan datang.

Baca Juga: Kata Sri Mulyani terkait defisit anggaran 2020 yang mencapai Rp 956 triliun



TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

×