kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.935   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Tahun Ini Serapan Gas Khusus Industri Diproyeksi Bakal Membaik


Senin, 17 Januari 2022 / 08:15 WIB
Tahun Ini Serapan Gas Khusus Industri Diproyeksi Bakal Membaik

Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .

Peningkatan investasi ini pun dibarengi pula dengan jumlah produksi keramik yang bertumbuh hingga 35%. Per 2020 produksi keramik tercatat sebesar 304 juta m2 dan meningkat menjadi 400 juta m2 hingga 410 juta m2 di tahun 2021.

"Asaki memiliki optimisme untuk tahun 2022 tingkat utilisasi bisa meningkat dari 75% ke 85% seiring dengan keberhasilan Pemerintah dalam pengendalian pandemi Covid-19 dan target pertumbuhan ekonomi nasional sekitar 5% hingga 5,2% di tahun 2022," kata Edy.

Ketua Cluster Flat Product and Executive Committee The Indonesian Iron & Steel Industry Association (IISIA) Melati Sarnita mengungkapkan, masih ada sejumlah kendala serapan gas yang dialami pelaku industri baja nasional pada semester I 2021.

Sejumlah kendala tersebut, antara lain kurangnya volume pasokan yang hanya mencapai 60% hingga 80% dari total kebutuhan. Kondisi ini membuat pelaku usaha harus membayar sisa pasokan gas dengan harga normal.

"Produksi baja masih berfluktuatif akibat Pandemi Covid 19, sehingga diperlukan dukungan terkait pembayaran penggunaan dan tidak diberlakukan surcharge harian atau bulanan," kata Melati kepada Kontan, Minggu (16/1).

Melati memastikan, asosiasi telah menyampaikan kendala ini kepada Kementerian Perindustrian dan Kementerian ESDM. Meskipun kendala pasokan terjadi, Melati memastikan perbaikan kinerja terus dilakukan oleh industri baja. Hal ini pun juga berkat penerapan harga gas US$ 6 per MMBTU oleh pemerintah.

Baca Juga: SKK Migas: Realisasi Pasokan Gas Untuk Domestik dalam 5 Tahun Terakhir di Atas 58%

Adapun, sejumlah perbaikan tersebut tercermin dari peningkatan produksi baja dari 10,9 juta ton pada 2019 menjadi 12,9 juta ton pada 2020 atau terkerek 18,6%.

Peningkatan juga tercermin dari volume ekspor produk baja yang naik dari 3,3 juta ton pada tahun 2019 menjadi 3,5 juta ton pada tahun 2020. Selain itu,  utilisasi rata rata industri baja nasional 2020 meningkat mencapai 57% yang sebelumnya di tahun 2019 hanya 43%.

Selanjutnya, volume impor baja turun dari 8,4 juta ton  pada tahun 2019 menjadi 5,7 juta ton pada tahun 2020. Kendati demikian, untuk tahun 2021 khususnya hingga bulan Oktober ini IISIA mengakui terjadi peningkatan volume impor sebesar 23%. Peningkatan impor ini berdampak pada penurunan utilisasi yang secara rata-rata hanya sebesar 40%.

"Selanjutnya, agar kinerja industri baja ini dapat dipertahankan dan ditingkatkan lebih lanjut maka masih diperlukan kebijakan industri yang lebih berpihak kepada industri nasional antara lain kebijakan Trade Remedies, Substitusi Impor melalui penerapan neraca komoditas, Penerapan SNI Wajib," pungkas Melati.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×