Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Seiring dengan kembali bertumbuhnya tren pengajuan pembiayaan oleh nasabah, nampaknya industri multifinance masih akan melanjutkan tren penerbitan obligasi di tahun ini.
Beberapa perusahaan multifinance yang sudah memiliki rencana menerbitkan obligasi di tahun ini, salah satunya yaitu PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) yang terus menelaah untuk menerbitkan MTN maupun Obligasi dengan rencana jumlah penerbitan obligasi sekitar Rp 500 miliar.
"Dengan tujuan menambah diversifikasi sumber pendanaan, dan akan kita putuskan pada waktu yang tepat melihat perkembangan pasar modal. Komposisi pendanaan tetap akan berfokus pada pembiayaan bersama (Joint Finance) dan juga pendanaan dari perbankan," ungkap Presiden Direktur CNAF, Ristiawan Suherman kepada kontan.co.id, Minggu (16/1).
Ristiawan mengatakan, tren penerbitan obligasi multifinance diperkirakan semakin marak di tahun ini seiring pertumbuhan ekonomi yang semakin membaik, terlebih perkembangan bisnis otomotif yang semakin menggeliat selaras peningkatan penjualan jumlah kendaraan baru.
Baca Juga: Restrukturisasi Multifinance Sudah Semakin Melandai
"Selain itu, tingkat SBI (Sertifikat Bank Indonesia) yang masih stabil mendukung banyaknya perusahaan yang mengeluarkan obligasi di tahun 2022," katanya.
Oleh karena itu, pihaknya yakin dengan postur keuangan CNAF yang sehat dan baik, pengembalian kupon dan pokok obligasi dapat dilakukan sesuai dengan periode yang akan ditetapkan pada saat penerbitan obligasi. "Kami menargetkan pertumbuhan pendapatan dan keuntungan seiring kenaikan portfolio yang sehat di tahun 2022," tambah Ristiawan.
PT Mandiri Utama Finance (MUF) juga berencana menerbitkan surat berharga sebesar Rp 500 miliar hingga Rp 1 triliun di tahun ini, dengan tetap mempertimbangkan beberapa kondisi ekonomi dan kondisi pasar bursa berjangka. Nilai tersebut setara dengan 4,3%-8,6% dari target nilai pembiayaan tahun 2022.
"MUF sendiri sedang melakukan kajian dan persiapan penerbitan obligasi untuk pertama kali tahun ini. Jika pasar obligasi sesuai prediksi, maka secara teknis MUF siap untuk menerbitkan obligasi tahun ini," kata Direktur Utama MUF Stanley Setia Atmadja.
Stanley pun mengatakan bahwa rencana penerbitan obligasi tersebut juga diimbangi dengan pendanaan yang diterima dari pinjaman bank. Hal tersebut dilakukan untuk menumbuhkan nilai pembiayaan MUF.
"Dengan memperhatikan data obligasi yang akan jatuh tempo tahun 2022 lebih besar dibanding tahun-tahun sebelumnya, serta kondisi perekonomian yang diprediksi akan semakin baik, maka besar kemungkinan penerbitan obligasi baru tahun 2022 akan semakin semarak dibanding tahun 2021 lalu," jelas Stanley.
Sementara itu, Direktur BFI Finance Sudjono juga menyampaikan bahwa pihaknya sudah merencanakan menerbitkan obligasi sebanyak dua kali di tahun ini. Masing-masing akan dilakukan di semester satu dan semester dua. Nilainya antara Rp 2 triliun - Rp 2,5 triliun.
"Kontribusi pendanaan dari obligasi masih sekitar 30% dari total pendanaan. Sementara, pinjaman bank masih mendominasi pendanaan di BFI Finance," ucap Sudjono.
Sementara itu, sebelumnya PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menilai bahwa di tahun 2022 jika kondisi pandemi tak memburuk akan melanjutkan tren positif di tahun 2021 lalu. Mengingat, baik itu perbankan ataupun investor mulai menaruh kepercayaan kembali pada sektor ini.
Secara umum, Hendro pun melihat bahwa pelaku usaha akan mengejar untuk segera menerbitkan surat utang saat suku bunga masih rendah di awal tahun ini. Sebelum, rencana kenaikan suku bunga benar terjadi.
Baca Juga: OJK Perpanjang Restrukturisasi Pembiayaan Multifinance Walau Trennya Melandai
"Investor mulai melihat multifinance cukup resilience, bisa bertahan di saat gelombang pandemi yang di awal tahun 2020 dan kemudian dengan kondisi pandemi yang masyarakat sudah mulai bisa beradaptasi sehingga kebutuhan untuk jasa pembiayaan juga mulai meningkat,” ujar Hendro beberapa waktu lalu.
Jika melihat mandat penerbitan obligasi yang diterima Pefindo hingga 30 November 2021 lalu ada tiga perusahaan multifinance yang akan menerbitkan obligasi. Adapun, nilainya mencapai Rp 2,55 triliun.
Sementara itu, jika menilik data Pefindo, industri multifinance telah menerbitkan surat utang hingga November 2021 senilai Rp 19,89 triliun. Angka tersebut telah melampaui capaian di tahun 2020 yang mencapai Rp 14,36 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News