kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Tahun depan, bank siap gelontorkan ratusan miliar untuk pengembangan sistem digital


Kamis, 17 Desember 2020 / 08:30 WIB
Tahun depan, bank siap gelontorkan ratusan miliar untuk pengembangan sistem digital

Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia memiliki potensi transaksi digital yang tinggi jika dibanding negara ASEAN lainnya. Hasil studi dari Google, Temasec, dan Bain & Company tahun 2020 menunjukkan bahwa Indonesia menjadi negara dengan nilai transaksi ekonomi digital tertinggi di kawasan.

Mencapai US$ 44 miliar dan diprediksi pada 2025 mampu mencapai US$ 124 miliar. Untuk itu, regulator perlu mengawasi transaksi digital yang terjadi di Indonesia. Hal ini praktis membuat industri perbankan bersiap diri untuk menggenjot pengembangan digital ke depan. 

Walhasil, beberapa bank yang dihubungi Kontan.co.id pun mengatakan kalau belanja modal atau capital expenditure (capex) teknologi informasi (TI) di tahun depan bakal semakin jumbo. 

Ambil contoh PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) yang mengatakan untuk tahun ini pihaknya sudah menyerap lebih dari Rp 500 miliar anggaran TI. Tidak cukup sampai di situ, Direktur TI dan Operasional BNI Y.B. Hariantono menjelaskan pihaknya akan meningkatkan belanja tersebut hingga 80% di tahun 2021. 

Dana tersebut bakal dipakai untuk menjajal beberapa proyek digital yang akan diluncurkan perseroan tahun depan. Termasuk melakukan peremajaan infrastruktur TI Bank BNI untuk lebih memaksimalkan ekspansi bisnis. Termasuk layanan terhadap nasabah. "Tahun depan meningkat (capex) 80%. Sejauh ini yang terserap lebih dari Rp 500 miliar," ujarnya Selasa (15/12). 

Baca Juga: Berpotensi meningkat, pemerintah ajak investor kembangkan e-commerce

Adapun, ke depan ada empat area pengembangan teknologi atau digital yang akan digarap BNI. Pertama, pengembangan proses bisnis internal BNI. Termasuk otomasi yang dilakukan untuk persetujuan internal, kolaborasi dan pemanfaatan teknologi robotic process automation (RPA). 

Kedua, BNI akan melakukan pengembangan platform digital untuk nasabah konsumer dan komersial. Hal ini dilakukan untuk memudahkan transaksi nasabah ke depan. Ketiga, penggunakan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) untuk pelayanan nasabah. "Telah dijalankan di call center dan akan dikembangkan ke e-channel lainnya," terangnya. 

Terakhir, BNI juga akan melakukan koneksi ke ekosistem digital. Salah satunya perluasan open API BNI yang saat ini sudah memiliki 200 layanan lebih. 

Tidak kalah dengan BNI, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) juga bersiap melakukan hal serupa. Direktur IT dan Operasional BNI Andi Nirwoto mengatakan pihaknya dipastikan akan menambah capex TI di tahun depan. Asal tahu saja, tahun ini Bank BTN telah menggarkan capex sekitar Rp 500 miliar. 

Nah, Andi menjelaskan sejauh ini pihaknya telah menyerap 60% dari anggaran tersebut. Sisanya dan penambahan belanja di tahun depan menurutnya akan dipakai untuk memuluskan rencana-rencana pengembangan bisnis perseroan ke arah digital. "Tentunya seiring dengan rencana pengembangan dalam rangka mendukung strategi bisnis, ada rencana peningksatan capex TI tahun depan," katanya kepada Kontan.co.id, Rabu (16/12). 

Lebih lanjut, pihaknya menyebut arah pengembangan ke depan secara garis depan adalah mendorong peningkatan transaksi nasabah. Ini merupakan salah satu upaya BTN untuk meningkatkan dana murah (CASA) dengan prioritas pada ekosistem perumahan. "Termasuk di dalamnya pengembangan mobile banking," sambungnya. 

Selain itu, perseroan juga bakal mendorong perubahan atau perbaikan proses bisnis. Semisal percepatan proses perkreditan, internal dan otomasi bisnis lainnya. 

Bukan cuma bank pelat merah saja. PT Bank Bukopin Tbk pun setelah memiliki pemegang saham pengendali yakni KB Kookmin Bank menyebut akan injak gas pengembangan digital perbankan di tahun 2021. 

Malah, Direktur Bank Bukopin Adhi Brahmantya menjelaskan pada semester I tahun depan pihaknya sudah menyusun strategi bisnis terkait TI. Upaya ini dilakukan sebagai landasan pengembangan next generation banking system yang diadopsi Bukopin dari KB Kookmin Bank di Korea Selatan (Korsel). 

"Biaya next generation banking system diperkirakan akan menyerap capex sekitar Rp 800 miliar," kata Adhi. Nah perseroan nantinya akan mengembangkan seluruh layanan perankan secara digital. Termasuk proses bisnis dan juga layanan nasabah. 

Bocoran produk yang akan dikeluarkan Bukopin antara lain pembukaan deposito secara online, proses kredit menggunakan aplikasi. Upaya ini menurut Adhi sudah sesuai dengan kebutuhan nasabah yang punya kebiasaan transaksi baru yakni secara online selama masa pandemi Covid-19. 

Selanjutnya: Transaksi digital meningkat, peran pengawasan makin penting

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

×