kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,14   10,84   1.19%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sri Mulyani: Libur akhir tahun dikurangi karena bisa picu kenaikan kasus Covid-19


Selasa, 24 November 2020 / 12:51 WIB
Sri Mulyani: Libur akhir tahun dikurangi karena bisa picu kenaikan kasus Covid-19

Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada Senin (23/11/2020), Presiden Joko Widodo meminta agar jatah libur akhir tahun dan pengganti cuti Idul Fitri pada bulan Desember mendatang dikurangi. 

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pun mengungkapkan alasan permintaan Presiden Jokowi tersebut. Dia mengatakan, bila hari libur terlampau panjang, bisa memicu kenaikan kasus covid-19 sehingga aktivitas ekonomi yang mulai meningkat bisa kembali melemah. 

Ia menjelaskan, dalam kondisi normal hari libur biasanya mendorong aktivitas masyarakat untuk saling berinteraksi sehingga terjadi konsumsi. Sementara libur panjang di masa pandemi, justru bisa meningkatkan kasus Covid-19 namun tidak membuat ekonomi membaik. 

"Berarti ini harus hati-hati melihatnya. Apakah dengan libur panjang masyarakat melakukan aktivitas mobilitas tinggi namun tidak menimbulkan belanja dan menimbulkan tambahan kasus covid. Itu harus dijaga," jelas Sri Mulyani ketika memberikan paparan penjelasan dalam konferensi pers APBN KiTa, Senin (23/11/2020). 

Baca Juga: Jokowi meminta pengawasan terhadap pelaksanaan Pilkada di saat pandemi Covid-19

Sri Mulyani menjelaskan, pada bulan pertama kuartal IV, yakni Oktober, jumlah hari kerja sudah lebih pendek dibanding tahun lalu. Pada Oktober tahun ini jumlah hari kerja hanya 19 hari, sementara tahun lalu 23 hari. 

Nyatanya libur panjang di akhir pekan pada Oktober ini menyebabkan aktivitas ekspor impor di pelabuhan sedikit terganggu karena harus libur. Kegiatan perekonomian pun menurun, terlihat dari konsumsi listrik di bidang bisnis yang menurun. 

Baca Juga: Jokowi minta simulasi vaksinasi Covid-19 terus dilakukan

"Dan itu menggambarkan berarti dampaknya ke ekonomi di sektor produksi juga menurun, di konsumsi tidak pick up juga," jelas dia. 

Sementara itu, untuk hari kerja di November jumlahnya 21 hari baik tahun ini maupun tahun lalu. Sedangkan untuk Desember 2020, jumlah hari kerjanya menyisakan 16 hari saja apabila ada libur akhir tahun yang cukup panjang seperti yang direncanakan sebelumnya.

"Kita tidak hanya lihat satu sisi tapi semuanya. Aspek kesehatan ekonomi kegiatan usaha dan lain-lain. Ini yang dimaksudkan oleh Presiden apakah jumlah hari kerja atau libur panjang dalam suasana covid menimbulkan dampak unintended yakni jumlah kasus meningkat tapi aktivitas ekonomi tidak terjadi kenaikan," ungkapnya. 

Baca Juga: Kasus Covid-19 masih tinggi, Jokowi minta libur akhir tahun dipangkas

Di sisi lain, Sri Mulyani menilai, konsumsi masyarakat kelas menengah masih sulit untuk didorong. Pasalnya, konsumsi masyarakat kelas menengah erat kaitannya dengan kepercayaan mereka dalam proses penanganan pandemi oleh pemerintah. 

"Idealnya vaksin sudah ada, sehingga vaksin bisa kita betul-betul membuat masyarakat memiliki confidence. Ini sedang dihadapi semua negara karena menghadapi situasi sama di mana masyarakat ingin melakukan aktivitas tapi sangat tergantung pada apakah covid bisa dikendalikan," pungkas dia.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Menurut Sri Mulyani, Ini Alasan Presiden Minta Libur Akhir Tahun Dikurangi"

Penulis : Mutia Fauzia
Editor : Erlangga Djumena

Selanjutnya: Jokowi: Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional masih menjadi pekerjaan besar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

×