Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah strategi disiapkan emiten emas untuk tahun 2022. Mulai dari melakukan ekspansi hingga mengoptimalkan aset eksisting yang dimiliki. PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) misalnya menargetkan sejumlah proyek yang sudah berjalan dari tahun sebelumnya dapat dilanjutkan tahun ini.
Corporate Secretary MDKA Adi Adriansyah Sjoekri mengungkapkan, untuk tahun ini MDKA menargetkan produksi dan penjualan tembaga dari Tambang Tembaga Wetar berkisar antara 18 ribu ton hingga 22 ribu ton. "Target produksi dan penjualan emas dari Tambang Emas Tujuh Bukit berkisar antara 100 ribu hingga 120 ribu ounce," terang Adi kepada Kontan, Rabu (9/2).
Adi melanjutkan, pada tahun ini MDKA menargetkan untuk dapat melanjutkan kegiatan studi kelayakan di Proyek Tembaga Tujuh Bukit. Selain itu, diharapkan pengeboran eksplorasi di Proyek Tembaga Tujuh Bukit juga dapat dilakukan. Proyek ini disebut memiliki sumber daya tembaga sebesar 8,7 juta ton dan emas sebesar 28,3 juta ounce.
Selain itu, MDKA juga bakal melanjutkan konstruksi Proyek Acid, Iron dan Metal untuk tahun ini. Kontan mencatat, proyek ini berlokasi di Morowali, Sulawesi Tengah.
Baca Juga: Ini Rekomendasi Saham Merdeka Copper (MDKA) yang Akan Rights Issue
Adi mengungkapkan, proyek ini diharapkan dapat mulai berproduksi pada akhir kuartal I 2023 mendatang. Proyek ini sendiri menelan belanja modal mencapai US$ 387 juta dan disebut memiliki Internal Rate of Return (IRR) mencapai 29,5%. "Untuk target pencapaian pendapatan dan EBITDA pada 5 tahun pertama proyek ini, estimasinya adalah sebesar US$ 280 juta dan US$$ 160 juta per tahun," ungkap Adi.
Selain itu, MDKA juga berfokus pada Proyek Emas Pani dimana sesuai keterbukaan informasi pada 30 Desember 2021,MDKA melakukan investasi sebesar US$80,16 juta untuk 50,1% kepemilikan pada PT Andalan Bersama Investama (ABI).
Saat ini, proses tersebut masih menanti beberapa syarat dan kondisi terpenuhi untuk menjadi efektif. Adi menjelaskan, ABI baru saja menyelesaikan akuisisi PT Gorontalo Sejahtera Mining (GSM) dari PT J Resources Nusantara. GSM memiliki Kontrak Karya atas Proyek Emas Pani (Pani CoW).
Sebagai tambahan, saat ini MDKA juga memiliki 66,7% kepemilikan pada PT Pani Bersama Jaya (PBJ), yang secara tidak langsung memegang IUP pada Proyek Emas Pani (Pani IUP). "Pani IUP dan Pani CoW ini lokasinya bersebelahan yang terletak pada provinsi Gorontalo di Sulawesi," jelas Adi.
Untuk itu, Adi memastikan jika MDKA efektif menjadi pemegang saham ABI maka ada rencana untuk menggabungkan sumber daya emas dari IUP Pani dan Pani CoW. Kendati demikian, Adi belum bisa merinci lebih jauh alokasi belanja modal khususnya untuk rencana pengembangan Proyek Emas Pani.
Sementara itu, PT Ancora Indonesia Resources Tbk (OKAS) menargetkan penjualan amonium nitrat (AN) dan detonator meningkat sekitar 7% hingga 10%. Direktur Utama OKAS Rolaw P. Samosir mengungkapkan, untuk tahun ini pihaknya berfokus meningkatkan penjualan amonium nitrat, asam nitrat, detonator serta utilisasi rig.
Rolaw mengakui saat ini rig belum terutilisasi secara penuh. Pihaknya pun menargetkan EBITDA tahun ini bisa meningkat 5% hingga 10%.
"Belum ada rencana utk ekspansi ke tambang baru. Saat ini lebih fokus untuk mengembangkan tambang emas di Lombok, dimana rencana tahun ini akan dilakukan drilling tambahan," ungkap Rolaw kepada Kontan, Rabu (9/2).
Adapun, di tahun ini OKAS menargetkan pendapatan dikisaran US$ 125 juta hingga US$ 130 juta. Jumlah ini meningkat ketimbang raihan tahun lalu sebesar US$ 108 juta (unaudited).
Baca Juga: Ini Rincian Penggunaan Dana Obligasi Merdeka Copper Gold (MDKA)
Meski tak merinci besaran belanja modal yang disiapkan, Rolaw menegaskan belanja modal tahun ini bakal diarahkan untuk meningkatkan kinerja. Alokasinya beragam, mulai dari pembelian mobil mixing unit untuk mendukung kegiatan blasting, pembelian part untuk peningkatan utilitas rig hingga kegiatan drilling tambahan pada proyek emas.
Sementara itu, PT Archi Indonesia Tbk (ARCI) kini tengah menyesuaikan kembali rencana kerja tahun 2022. Corporate Secretary PT Archi Indonesia Tbk Harry Margatan mengungkapkan, penyesuaian ulang ini berkaitan dengan bencana alam yang terjadi pada tanggal 2 Januari 2022 lalu di salah satu pit milik entitas anak perseroan.
"Penyesuaian perencanaan bisnis tersebut termasuk perencanaan tambang, target produksi dan penjualan serta belanja modal," terang Harry kepada Kontan.co.id, Jumat (4/2).
Harry memastikan, ekspansi bisnis perusahaan sejatinya selalu melalui penilaian dari waktu ke waktu. Akan tetapi, untuk saat ini ARCI masih memprioritaskan pemulihan tambang yang mengalami insiden beberapa waktu lalu.
Mengutip keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 3 Januari 2022, kejadian terjadi di salah satu pit milik entitas anak perseroan, PT Tambang Tondano Nusajaya (TTN) yang berlokasi di Sulawesi Utara.
Tingginya curah hujan mengakibatkan penurunan tanah, kerusakan jalan dan kerusahakan badan sungai. Bersamaan dengan itu dinding kerja tambang di salah satu pit milik TTN mengalami kerusakan yang mengakibatkan aliran air sungai masuk ke dalam pit.
"Saat ini kegiatan penambangan di pit tersebut telah dihentikan untuk sementara waktu," ungkap Wakil Direktur Utama PT Archi Indonesia Tbk Rudy Suhendra dalam keterbukaan informasi.
Selain itu, manajemen ARCI turut memastikan tidak ada korban jiwa maupun luka dalam kejadian tersebut. upaya penanganan pun masih terus dilakukan. Akan tetapi, kejadian ini disebut berpotensi menghambat aktivitas penambangan di pit terkait serta arus kas perseroan selama perbaikan.
Sementara itu, proses produksi pada pit lain milik TTN dipastikan dapat terus berjalan secara normal.
Baca Juga: Archi Indonesia (ARCI) Sesuaikan Rencana Kerja Tahun 2022
Kontan mencatat, ARCI telah menyelesaikan proyek pengembangan kapasitas pabrik pengolahan emas. Dengan rampungnya proyek ini, kapasitas pabrik bertambah, dari sebelumnya sebesar 3,6 metrik ton per tahun (mtpa) pada akhir tahun 2020 menjadi 4,0mtpa pada akhir tahun 2021.
Manajemen ARCI menargetkan untuk kembali meningkatkan kapasitas pabrik tersebut pada tahun 2022 menuju 4,8 mtpa. Hingga akhir tahun lalu tercatat, ARCI baru melakukan eksplorasi dan penambangan emas sebesar 15% dari total area konsesinya seluas 40.000 hektare, terutama di area Koridor Timur.
Adapun, proses penambangan di Koridor Barat direncanakan mulai dapat dilakukan pada tahun 2024. Asal tahu saja, untuk periode kuartal IV 2021 ARCI tercatat menggelontorkan Rp 36,7 miliar untuk kegiatan eksplorasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News