kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Raiz Invest akan rilis reksadana terproteksi yang dapat dibeli secara daring


Rabu, 30 Juni 2021 / 07:30 WIB
Raiz Invest akan rilis reksadana terproteksi yang dapat dibeli secara daring

Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Akses pembelian reksadana terproteksi kini tidak hanya dimiliki oleh nasabah perbankan yang memiliki tabungan jumbo. Platform investasi keuangan PT Raiz Invest Indonesia berencana menerbitkan reksadana terproteksi yang dapat dibeli secara daring atawa online dengan harga terjangkau kepada nasabah ritel. 

Fahmi Arya Wicaksana, CEO Raiz Invest mengatakan reksadana terproteksi yang Raiz tawarkan dapat dibeli dengan minimum awal Rp 1 juta. Transaksi dilakukan secara online melalui webiste Raiz.

Selama ini Fahmi melihat reksadana terproteksi hanya dijual terbatas kepada nasabah prioritas perbankan atau kepada nasabah yang memiliki deposito maupun tabungan dengan jumlah besar. Kini  reksadana terproteksi bisa dengan mudah diakses oleh nasabah ritel.

"Nasabah perbankan yang bisa mendapat tawaran produk reksadana terproteksi biasanya harus melewati syarat tertentu, jadi dibatasi, padahal jumlah minimal pembelian produk ini bisa terjangkau mulai dari Rp 1 juta juga tapi yang terjadi banyak investor ritel yang selama ini tidak bank jangkau, pasar ini yang Raiz coba tangkap," kata Fahmi, Selasa (29/6).

Baca Juga: Bidik investor mikro, Raiz Invest menawarkan diversifikasi produk

Secara industri, dana kelolaan reksadana terproteksi, Fahmi catat sebesar Rp 135 triliun per Januari 2021. Namun, di akhir Mei 2021 dana kelolaan menurun jadi Rp 93 triliun.

Fahmi melihat ada penurunan Rp 42 triliun yang menjadi dana menganggur yang bisa menjadi potensi untuk kembali masuk dalam reksadana terproteksi yang Raiz tawarkan.

Fahmi menargetkan akan meluncurkan satu reksadana terproteksi setiap bulannya dengan target penjualan ditetapkan Rp 1 miliar per produk.

"Raiz sudah membuka komunikasi dengan 7 manajer investasi yang akan berkerjasama untuk meluncurkan reksadana terproteksi," kata Fahmi.

Sebelumnya, Fahmi berhasil melakukan uji coba pada 23 Juni lalu dengan meluncurkan reksadana terproteksi bertajuk Star Protected XIV.

Produk tersebut memiliki underlying Obligasi Berkelanjutan I Indah Kiat Pulp & Paper Tahap III Tahun 2020 seri B, Obligasi Berkelanjutan I Indah Kiat Pulp & Paper Tahap III Tahun 2020 seri C, dan Obligasi Berkelanjutan II Sinar Mas Multifinance Tahap II Tahun 2021 Seri B.

Indikasi imbal hasil reksadana terproteksi tersebut 8% per tahun. Reksadana tersebut memiliki tenor 4 tahun.

Baca Juga: Manulife Aset Manajemen (MAMI) gandeng Raiz dorong reksadana syariah

Sekadar informasi reksadana terproteksi adalah jenis reksadana yang memiliki aset dasar obligasi atau surat utang. Aset tersebut unik karena memiliki mekanisme valuasi pasar yang relatif tidak fluktuatif seperti aset reksadana jenis lain.

Valuasi pasar yang lebih stabil dan menunjukkan karakteristik 'terproteksi' dimungkinkan karena pembelian maupun penjualan unit penyertaan produknya tidak sepanjang waktu (tidak terbuka).

Investor reksadana terproteksi hanya dapat membeli produknya di awal pemasaran dan waktu penjualan unit penyertaan sudah ditentukan.

Dengan adanya jendela waktu pembelian dan penjualan, reksadana terproteksi dapat melindungi nilai investasi produk yang biasa disebut capital protected fund (CPF) tersebut.

Karena keunikannya, produk reksadana terproteksi sering diasosiasikan dengan produk deposito karena memiliki imbal hasil yang stabil atau hampir pasti.

Selain itu, mekanisme pengelolaan reksadana terproteksi memungkinkan produk ini membagikan imbal hasil berkala dan mengembalikan utuh dana investasi awal investor di saat jatuh tempo dari produk ini.

Namun, Fahmi tetap mengigatkan bahwa setiap investasi memiliki risiko. Beberapa risiko reksadana terproteksi yang perlu diperhatikan investor, pertama, risiko likuiditas karena produk ini memiliki tenor tertentu dan hanya dapat dicairkan dalam periode tertentu.

Kedua, risiko kredit bila underlying aset obligasi mengalami kesulitan bayar. Ketiga, risiko pasar atau penurunan harga.

Menimbang risiko di atas, Fahmi menyarankan kepada investor untuk berdiskusi dahulu dengan agen penjual, di mana Raiz memberikan layanan tersebut di dalam aplikasinya.

Baca Juga: Ini yang dilakukan Raiz Invest untuk berekspansi di Indonesia

Selain memiliki keunggulan seperti halnya reksadana terproteksi lain, ada beberapa keunggulan tambahan dari produk reksadana terproteksi yang akan dipasarkan RAIZ ke depannya.

Seperti, memiliki jendela penjualan (redemption) setiap 3 bulanan setelah 1 tahun pertama, yang akan berjalan hingga seluruhnya jatuh tempo.

Hingga saat ini jumlah investor di Raiz mencapai 250.000. Jumlah tersebut meningkat pesat jika dibandingkan pada akhir tahun lalu yang sebanyak 130.000 investor.

Raiz menargetkan jumlah investor di tahun ini meningkat ke 350.000 investor. Sementara tota dana kelolaan Raiz hingga saat ini Rp 3,5 miliar. Hingga akhir tahun dana kelolaan diproyeksikan naik ke Rp 6 miliar. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

×