Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Yudho Winarto
Namun, Fahmi tetap mengigatkan bahwa setiap investasi memiliki risiko. Beberapa risiko reksadana terproteksi yang perlu diperhatikan investor, pertama, risiko likuiditas karena produk ini memiliki tenor tertentu dan hanya dapat dicairkan dalam periode tertentu.
Kedua, risiko kredit bila underlying aset obligasi mengalami kesulitan bayar. Ketiga, risiko pasar atau penurunan harga.
Menimbang risiko di atas, Fahmi menyarankan kepada investor untuk berdiskusi dahulu dengan agen penjual, di mana Raiz memberikan layanan tersebut di dalam aplikasinya.
Baca Juga: Ini yang dilakukan Raiz Invest untuk berekspansi di Indonesia
Selain memiliki keunggulan seperti halnya reksadana terproteksi lain, ada beberapa keunggulan tambahan dari produk reksadana terproteksi yang akan dipasarkan RAIZ ke depannya.
Seperti, memiliki jendela penjualan (redemption) setiap 3 bulanan setelah 1 tahun pertama, yang akan berjalan hingga seluruhnya jatuh tempo.
Hingga saat ini jumlah investor di Raiz mencapai 250.000. Jumlah tersebut meningkat pesat jika dibandingkan pada akhir tahun lalu yang sebanyak 130.000 investor.
Raiz menargetkan jumlah investor di tahun ini meningkat ke 350.000 investor. Sementara tota dana kelolaan Raiz hingga saat ini Rp 3,5 miliar. Hingga akhir tahun dana kelolaan diproyeksikan naik ke Rp 6 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News