kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.934   1,00   0,01%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Rabu berdarah, 10 tewas kala pasukan keamanan Myanmar tembaki pendemo anti-kudeta


Rabu, 03 Maret 2021 / 23:50 WIB
Rabu berdarah, 10 tewas kala pasukan keamanan Myanmar tembaki pendemo anti-kudeta

Sumber: Channel News Asia | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - YANGON. Setidaknya 10 orang tewas ketika pasukan keamanan Myanmar menembaki pengunjuk rasa pada Rabu (3/3). Banyak aksi unjuk rasa di seluruh negeri berubah menjadi kekerasan..

Myanmar berada dalam kekacauan sejak 1 Februari ketika militer melancarkan kudeta dan menahan pemimpin sipil Aung San Suu Kyi, mengakhiri eksperimen demokrasi selama satu dekade dan memicu protes massa setiap hari.

Tekanan internasional pun meningkat. Kekuatan Barat telah berulang kali menghantam para jenderal dengan sanksi. Dan, Inggris menyerukan pertemuan Dewan Keamanan PBB pada Jumat (5/3).

Tetapi, junta mengabaikan kecaman global, menanggapi protes dengan kekuatan yang meningkat, dan pasukan keamanan kembali menggunakan kekuatan mematikan pada demonstran pada Rabu.

Baca Juga: Liput protes anti-kudeta, militer Myanmar seret 6 jurnalis ke pengadilan

Ditembak di kepala

Tiga kota di Myanmar menyaksikan tindakan keras berdarah terhadap pengunjuk rasa oleh pasukan keamanan pada Rabu, dengan Monywa di wilayah Sagaing mencatat jumlah kematian tertinggi dengan setidaknya tujuh pendemo meninggal.

"Yang bisa kami konfirmasikan adalah tujuh orang meninggal," kata seorang dokter yang menolak menyebutkan namanya, seperti dikutip Channel News Asia.

Beberapa petugas medis juga mengatakan, mereka melihat dua orang lainnya diseret oleh pasukan keamanan, meskipun mereka tidak bisa cukup dekat untuk memastikan apakah keduanya telah meninggal.

Di Mandalay, kota terbesar kedua di Myanmar, dua pengunjuk rasa tewas, seorang dokter mengkonfirmasi kepada AFP, seperti dilansir Channel News Asia. Dia menambahkan, salah satu korban berusia 19 tahun dan ditembak di kepala.

"Zin Ko Ko Zaw, 20 tahun, ditembak mati di tempat," kata seorang anggota tim penyelamat di Mandalay kepada AFP, seperti Channel News Asia kutip.

Sementara dua anggota tim penyelamat di Monywa, kota di Barat Laut Myanmar menyebutkan, mereka melihat pasukan keamanan membawa dua orang.

Baca Juga: Myanmar terus bergejolak, demonstrasi menentang junta militer terus berlanjut

Protes di pusat Kota Myingyan juga berubah menjadi kekerasan, ketika pasukan keamanan menghadapi pengunjuk rasa yang berjongkok di belakang perisai merah buatan yang dihiasi dengan tanda tiga jari, simbol perlawanan untuk gerakan anti-kudeta.

"Mereka menembakkan gas air mata, peluru karet, dan peluru tajam," kata seorang relawan medis di tempat kejadian kepada AFP yang menambahkan, sedikitnya 10 orang terluka, seperti Channel News Asia lansir.

Demonstrasi juga berlanjut di Yangon, kota terbesar Myanmar, pada Rabu, dengan pengunjuk rasa menggunakan ban dan barikade kawat berduri untuk memblokir jalan-jalan utama serta memperlambat polisi.

Di pusat Kota Pansodan Road, dekat persimpangan Pagoda Sule yang terkenal, pengunjuk rasa menempelkan cetakan wajah pemimpin junta Min Aung Hlaing di tanah, sebuah taktik yang bertujuan untuk memperlambat pasukan keamanan.

Di Kota San Chaung, yang telah menjadi lokasi bentrokan hebat dalam beberapa hari terakhir, gas air mata memenuhi jalan-jalan saat polisi anti-huru hara menghadapi pengunjuk rasa.

Tapi, Minggu, 28 Februari, adalah hari paling berdarah sejak pengambilalihan militer, dengan PBB mengatakan, sedikitnya 18 pengunjuk rasa tewas di seluruh negeri. 

Selanjutnya: Menteri Luar Negeri ASEAN akan berdialog dengan junta militer Myanmar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×