kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menteri Luar Negeri ASEAN akan berdialog dengan junta militer Myanmar


Selasa, 02 Maret 2021 / 21:30 WIB
Menteri Luar Negeri ASEAN akan berdialog dengan junta militer Myanmar

Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Para Menteri Luar Negeri negara Asia Tenggara akan mengadakan pertemuan khusus pada hari Selasa (2/3) untuk membahas nasib Myanmar. Para menteri akan berdialog langsung dengan perwakilan  militer yang kini menguasai Myanmar.

Pertemuan ini juga dilakukan dua hari setelah insiden berdarah yang menewaskan sedikitnya 18 orang demonstran di Myanmar. Sejak itu, PBB menyerukan masyarakat internasional untuk bertindak menghentikan penindasan.

Dilansir dari Reuters, Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan mengatakan rekan-rekannya di ASEAN akan secara terbuka menyampaikan pandangannya terkait pergolakan politik di Myanmar.

Ia juga mengatakan bahwa pertemuan virtual hari Selasa ini akan akan dihadiri perwakilan militer Myanmar. Kepadanya, pihak ASEAN akan menyampaikan kekecewaan atas kekerasan yang terjadi.

"Ada kepemimpinan politik dan ada kepemimpinan militer di sisi lain. Mereka perlu berbicara, dan kami perlu membantu menyatukan mereka," ungkap Balakrishnan.

Baca Juga: Aksi demonstrasi di Myanmar kembali berlanjut pasca kerusuhan kudeta paling berdarah

ASEAN diminta tidak berdialog dengan militer

Upaya ASEAN untuk terlibat dengan militer Myanmar mendapat teguran keras dari kelompok-kelompok dalam gerakan anti-kudeta, termasuk Komite Anggota Parlemen yang kini telah digulingkan.

Utusan komite untuk PBB, Sa Sa, mengatakan bahwa negara ASEAN lain harusnya tidak melakukan dialog dengan rezim yang dipimpin militer tidak sah.

Sa Sa menilai para perwakilan ASEAN seharusnya berbicara dengan perwakilan internasional dari pemerintahan Suu Kyi, bukan militer.

"ASEAN harus memahami bahwa kudeta atau pemilihan ulang yang dijanjikan oleh junta militer sama sekali tidak dapat diterima oleh rakyat Myanmar," ungkap Sa Sa dalam suratnya yang dikirim ke ASEAN.

Selanjutnya: Pertama kali sejak kudeta, Aung San Suu Kyi muncul di pengadilan Myanmar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×