Sumber: Channel News Asia | Editor: S.S. Kurniawan
Protes di pusat Kota Myingyan juga berubah menjadi kekerasan, ketika pasukan keamanan menghadapi pengunjuk rasa yang berjongkok di belakang perisai merah buatan yang dihiasi dengan tanda tiga jari, simbol perlawanan untuk gerakan anti-kudeta.
"Mereka menembakkan gas air mata, peluru karet, dan peluru tajam," kata seorang relawan medis di tempat kejadian kepada AFP yang menambahkan, sedikitnya 10 orang terluka, seperti Channel News Asia lansir.
Demonstrasi juga berlanjut di Yangon, kota terbesar Myanmar, pada Rabu, dengan pengunjuk rasa menggunakan ban dan barikade kawat berduri untuk memblokir jalan-jalan utama serta memperlambat polisi.
Di pusat Kota Pansodan Road, dekat persimpangan Pagoda Sule yang terkenal, pengunjuk rasa menempelkan cetakan wajah pemimpin junta Min Aung Hlaing di tanah, sebuah taktik yang bertujuan untuk memperlambat pasukan keamanan.
Di Kota San Chaung, yang telah menjadi lokasi bentrokan hebat dalam beberapa hari terakhir, gas air mata memenuhi jalan-jalan saat polisi anti-huru hara menghadapi pengunjuk rasa.
Tapi, Minggu, 28 Februari, adalah hari paling berdarah sejak pengambilalihan militer, dengan PBB mengatakan, sedikitnya 18 pengunjuk rasa tewas di seluruh negeri.
Selanjutnya: Menteri Luar Negeri ASEAN akan berdialog dengan junta militer Myanmar
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News