kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.678.000   -23.000   -1,35%
  • USD/IDR 16.265   95,00   0,58%
  • IDX 6.638   24,89   0,38%
  • KOMPAS100 989   6,52   0,66%
  • LQ45 772   2,68   0,35%
  • ISSI 204   1,51   0,74%
  • IDX30 401   1,74   0,43%
  • IDXHIDIV20 484   3,14   0,65%
  • IDX80 112   0,84   0,75%
  • IDXV30 118   1,00   0,85%
  • IDXQ30 132   0,57   0,44%

Peternak Unggas Terjepit Harga Ayam Hidup yang Kian Murah


Senin, 31 Oktober 2022 / 06:50 WIB
Peternak Unggas Terjepit Harga Ayam Hidup yang Kian Murah

Reporter: Ratih Waseso | Editor: Yudho Winarto

Untuk itu Muchlis berharap pemerintah harus segera bertindak dengan melakukan sosialisasi Peraturan Badan Pangan Nasional RI, Nomor 5 Tahun 2022, tentang Harga Acuan Pembelian Di Tingkat Produsen dan Harga Acuan Penjualan Di Tingkat Konsumen Komoditas Jagung, Telur Ayam Ras, dan Daging Ayam Ras. Hal tersebut untuk mengatasi pihak-pihak yang menerapkan pembelian live bird ditingkat produsen dibawah HAP.

Kondisi harga live bird di tingkat produsen yang rendah akan mengancam kelangsungan usaha para peternak rakyat. Ia mengatakan saat ini tinggal sekitar 5-8% produsen yang merupakan peternak murni rakyat mandiri atas dasar populasi.

Tak hanya itu peternak rakyat juga ada yang terpaksa merumahkan pegawainya lantaran harga beli ditingkat produsen lebih rendah dari HPP. Muchlis bahkan mengungkap terpaksa merumahkan 20 karyawannya.

Maino Dwi Hartono Direktur Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan Badan Pangan Nasional mengatakan mengenai live bird memang terjadi over supply produksi ayam broiler. Khusus untuk harga live bird di tingkat peternak di Pulau Jawa memang relatif rendah kisaran Rp15.000 hingga Rp18.000 perkilogram yang jauh dari HAP.

Baca Juga: Sempat Anjlok, Kini Harga Ayam Broiler Kembali Stabil

Oleh karena itu Badan Pangan Nasional melakukan koordinasi dengan pelaku usaha ayam, perusahaan integrator dan BUMN pangan untuk menyerap produksi pada peternak kecil dan mandiri.

"Ini sudah kita lakukan hampir sebulan terakhir, sampai saat ini sudah 201.861 ekor atau 334 ton ayam yang terserap oleh BUMN pangan dan perusahaan integrator yang membelinya mengacu pada harga acuan pemerintah atau bertahap menuju HAP," kata Maino.

Upaya lain yang dilakukan ialah memobilisasi atau mendistribusikan karkas atau ayam beku ke wilayah yang saat ini harganya masih tinggi. Di mana Badan Pangan Nasional telah mengirimkan karkas ke Kalimantan Utara sebanyak 32 ton dan akan dilakukan ke wilayah lainnya yang harga daging ayamnya masih tinggi.

"Kami akan coba lagi untuk wilayah lain seperti NTT, Maluku, Papua atau yang harganya masih relatif tinggi. Kita akan cari offtaker di wilayah tersebut agar bisa menyerap karkas dari peternak kita," imbuhnya.

Maino mengakui harga live bird ditingkat peternak memang masih di bawah HAP. Namun upaya stabilisasi terus dilakukan agar peternak dapat mendapatkan harga yang baik untuk hasil produksinya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

×