Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Pemerintah China mengencam keras peluncuran penyelidikan Komisi Eropa terhadap subsidi kendaraan listrik (EV) Tiongkok sebagai tindakan proteksionis dan memperingatkan bahwa tindakan tersebut akan merusak hubungan ekonomi dan perdagangan.
Apalagi aksi tersebut telah membuat harga saham produsen kendaraan listrik Tiongkok tergelincir.
Sebelumnya, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengumumkan penyelidikan tersebut pada hari Rabu. Ursula menuduh Tiongkok membanjiri pasar global dengan mobil listrik yang memiliki harga rendah karena subsidi negara yang besar.
Baca Juga: Penjualan Mobil Astra (ASII) Melonjak pada Agustus, Cek Rekomendasi Sahamnya
Penyelidikan tersebut, yang dapat berakibat pada penerapan tarif yang bersifat menghukum, telah memicu peringatan para analis mengenai tindakan pembalasan dari Beijing serta penolakan dari para eksekutif industri Tiongkok yang mengatakan bahwa keunggulan kompetitif sektor ini bukan disebabkan oleh subsidi.
Kementerian Perdagangan China dalam sebuah pernyataan mengatakan investigasi tersebut merupakan tindakan proteksionis yang akan secara serius mengganggu dan mendistorsi industri otomotif global dan rantai pasokan, termasuk UE, dan akan berdampak negatif pada hubungan ekonomi dan perdagangan Tiongkok-UE.
“Tiongkok akan sangat memperhatikan kecenderungan proteksionis UE dan tindakan tindak lanjutnya, serta dengan tegas menjaga hak dan kepentingan sah perusahaan-perusahaan Tiongkok,” tambahnya.
Baca Juga: Xiaomi Diprediksi Rilis Produk Mobil Listrik Pertamanya Tahun Ini
Analis Eurasia Group memperingatkan bahwa jika Brussel pada akhirnya mengenakan bea masuk terhadap kendaraan listrik Tiongkok yang disubsidi, Beijing kemungkinan akan menerapkan tindakan balasan yang merugikan industri Eropa.
Analis lain mengatakan penyelidikan ini dapat memperlambat ekspansi kapasitas pemasok baterai Tiongkok, meskipun langkah tersebut seharusnya tidak menimbulkan risiko besar bagi pembuat kendaraan listrik Tiongkok karena mereka dapat beralih ke pasar berkembang lainnya seperti Asia Tenggara.
Namun, hal ini dapat merusak persepsi pembuat kendaraan listrik Tiongkok saat mereka berekspansi ke luar negeri, kata analis Bernstein dalam catatan kliennya.
Baca Juga: Mobil Listrik Air ev dari Wuling Motors Laris Manis di Indonesia
Produsen telah mempercepat upaya ekspor karena melambatnya permintaan konsumen di Tiongkok yang memperburuk kelebihan kapasitas produksi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News