kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Penelitian baru: Mutasi virus corona B.1.1.7 lebih mematikan 30%-100%, waspada!


Kamis, 11 Maret 2021 / 05:00 WIB
Penelitian baru: Mutasi virus corona B.1.1.7 lebih mematikan 30%-100%, waspada!

Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - LONDON. Varian Covid-19 yang sangat menular, yang telah menyebar ke seluruh dunia sejak pertama kali ditemukan di Inggris akhir tahun lalu, penelitian terbaru menunjukkan, lebih mematikan 30%-100% dari virus corona asli.

Dalam sebuah penelitian yang membandingkan tingkat kematian di antara orang-orang di Inggris yang terinfeksi varian baru SARS-CoV-2, yang dikenal sebagai B.1.1.7, dengan yang terjangkit virus corona asli, angkanya "secara signifikan lebih tinggi".

Varian virus corona B.1.1.7 pertama kali terdeteksi di Inggris pada September 2020, dan sejak itu juga telah ditemukan di lebih dari 100 negara lain.

B.1.1.7 memiliki 23 mutasi dalam kode genetiknya, jumlah yang relatif tinggi, dan beberapa di antaranya jauh lebih mudah menyebar. Para ilmuwan mengatakan, varian baru itu 40%-70% lebih menular dari virus corona asli.

Baca Juga: Sempat turun 6 minggu berturut, kasus mingguan virus corona global kembali mendaki

Dalam studi di Inggris, yang diterbitkan di British Medical Journal pada Rabu (10/3), infeksi varian baru menyebabkan 227 kematian dalam sampel dari 54.906 pasien COVID-19, dibandingkan dengan 141 di antara jumlah pasien yang terjangkit virus corona asli.

“Ditambah dengan kemampuannya untuk menyebar dengan cepat, ini membuat B.1.1.7 menjadi ancaman yang harus ditanggapi dengan serius,” kata Robert Challen, peneliti di Exeter University yang ikut memimpin penelitian, seperti dikutip Reuters.

Temuan dipresentasikan ke Pemerintah Inggris

Pakar independen menyatakan, temuan studi tersebut menambah bukti awal sebelumnya yang menghubungkan infeksi varian virus corona B.1.1.7 dengan peningkatan risiko kematian akibat COVID-19.

Baca Juga: CEO Sinovac: Vaksin kami masih sangat efektif melawan mutasi virus corona

Temuan awal dari penelitian itu dipresentasikan kepada Pemerintah Inggris awal tahun ini, bersama dengan penelitian lain, oleh para ahli di panel New and Emerging Respiratory Virus Threats Advisory (NERVTAG).

Lawrence Young, ahli virologi dan profesor onkologi molekuler di Universitas Warwick, menyebutkan, mekanisme yang tepat di balik tingkat kematian yang lebih tinggi dari varian B.1.1.7 masih belum jelas. 

Tetapi, “Mungkin terkait dengan tingkat replikasi virus yang lebih tinggi serta peningkatan penularan,” ujar dia, seperti dilansir Reuters.

Hanya, Young memperingatkan, varian virus corona Inggris kemungkinan memicu lonjakan infeksi baru-baru ini di seluruh Eropa.

Selanjutnya: Ini alasan WHO tidak sarankan paspor vaksin untuk perjalanan internasional

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

×