Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
Temuan awal dari penelitian itu dipresentasikan kepada Pemerintah Inggris awal tahun ini, bersama dengan penelitian lain, oleh para ahli di panel New and Emerging Respiratory Virus Threats Advisory (NERVTAG).
Lawrence Young, ahli virologi dan profesor onkologi molekuler di Universitas Warwick, menyebutkan, mekanisme yang tepat di balik tingkat kematian yang lebih tinggi dari varian B.1.1.7 masih belum jelas.
Tetapi, “Mungkin terkait dengan tingkat replikasi virus yang lebih tinggi serta peningkatan penularan,” ujar dia, seperti dilansir Reuters.
Hanya, Young memperingatkan, varian virus corona Inggris kemungkinan memicu lonjakan infeksi baru-baru ini di seluruh Eropa.
Selanjutnya: Ini alasan WHO tidak sarankan paspor vaksin untuk perjalanan internasional
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News