kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.461.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.130   40,00   0,26%
  • IDX 7.697   -47,60   -0,61%
  • KOMPAS100 1.196   -13,16   -1,09%
  • LQ45 960   -10,60   -1,09%
  • ISSI 231   -1,75   -0,75%
  • IDX30 493   -3,97   -0,80%
  • IDXHIDIV20 592   -5,69   -0,95%
  • IDX80 136   -1,30   -0,95%
  • IDXV30 143   0,32   0,23%
  • IDXQ30 164   -1,28   -0,77%

Pemerintah Berambisi Genjot Pertumbuhan Populasi Kendaraan Listrik


Sabtu, 09 September 2023 / 10:00 WIB
Pemerintah Berambisi Genjot Pertumbuhan Populasi Kendaraan Listrik

Reporter: Dimas Andi | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian terus berambisi meningkatkan populasi kendaraan listrik di Indonesia dalam beberapa tahun mendatang.

Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan, dan Akses Industri International Kemenperin Eko S.A Cahyanto menyebut, populasi kendaraan listrik, baik roda dua maupun roda empat, terus mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir.

Kemenperin mengacu pada data Sertifikat Registrasi Uji Tipe (SRUT) yang menunjukkan bahwa jumlah sepeda motor listrik pada 2019 lalu baru ada 1.248 unit saja, sedangkan mobil listrik hanya 85 unit.

Sementara pada 2022, terdapat tambahan sepeda motor listrik yang memperoleh SRUT sebanyak 17.198 unit, sedangkan mobil listrik sebanyak 8.592 unit.

Baca Juga: Tahun 2026, Proyek Baterai Kendaraan Listrik IBC Ditargetkan Tuntas

Adapun di periode Januari-Juli 2023, jumlah sepeda motor dan mobil listrik yang memperoleh SRUT masing-masing telah mencapai 23.428 unit dan 6.855 unit.

Secara akumulatif, terdapat 62.815 unit sepeda motor listrik yang mendapat SRUT hingga Juli 2023. Pada saat yang sama, ada 18.300 unit mobil listrik yang memperoleh SRUT.

Di kategori lain, kendaraan listrik roda tiga yang memperoleh SRUT hingga Juli 2023 berjumlah 320 unit, bus listrik sebanyak 80 unit, dan mobil pick up listrik sebanyak 10 unit. Artinya, terdapat 81.525 unit kendaraan listrik yang memperoleh SRUT sampai Juli 2023.

Kemenperin juga menyebut lebih dari 50 pabrikan telah berinvestasi kendaraan listrik di Indonesia dengan nilai mencapai Rp 3,28 triliun atau US$ 218 juta. Rinciannya, tiga perusahaan mobil listrik dengan total kapasita produksi 29.000 unit per tahun dan investasi Rp 2,1 triliun.

Kemudian, 48 perusahaan sepeda motor listrik dengan kapasitas produksi 1,42 juta unit per tahun dan investasi Rp 0,82 triliun, serta 5 perusahaan bus listrik dengan kapasitas produksi 2.480 unit per tahun dan investasi Rp 0,36 triliun.

Baca Juga: Mobil Listrik Air ev dari Wuling Motors Laris Manis di Indonesia

Pemerintah pun punya target besar dalam mengembangkan ekosistem kendaraan listrik di Tanah Air. Ditargetkan pada 2025 nanti, populasi kendaraan listrik roda dua dan tiga di Indonesia bisa mencapai 6 juta unit.

Jumlah tersebut diharapkan terus meningkat hingga 12 juta unit pada 2035, sehingga Indonesia bisa menghemat penggunaan BBM sebanyak 18,86 juta barrel atau setara 6,9 juta ton karbon dioksida (CO2).

Untuk kendaraan listrik roda empat, pemerintah menargetkan populasinya bisa menyentuh level 400.000 unit pada 2025 dan tumbuh menjadi 1 juta unit pada 2035 mendatang. Dengan begitu, Indonesia bisa berhemat 12,5 juta barrel BBM atau setara 4,6 juta ton CO2.

Tingginya target tersebut sejalan dengan tren permintaan kendaraan listrik yang terus meningkat secara global. Hal ini juga dibarengi oleh permintaan baterai kendaraan listrik yang tumbuh dari tahun ke tahun.

“Secara global permintaan kendaraan listrik diprediksi mencapai 55 juta unit pada 2040 nanti,” ujar Eko dalam acara Indonesia Sustainability Forum (ISF) 2023, Kamis (7/9).

Baca Juga: Hyundai Akui Persaingan Pasar Mobil Listrik Indonesia Kian Ketat

Pemerintah pun telah menerapkan sejumlah kebijakan untuk memantik permintaan kendaraan listrik di dalam negeri. Untuk sepeda motor listrik, sudah ada kebijakan bantuan subsidi pembelian Rp 7 juta per unit yang bisa dinikmati oleh seluruh kalangan masyarakat dengan bermodal NIK KTP.

Terdapat 14 produsen dan 30 model motor listrik yang menyalurkan produknya melalui program subsidi. Ke-14 produsen tersebut telah memenuhi syarat Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) minimal 40%.

Sementara mobil listrik, terdapat insentif PPN 10% yang diberikan kepada dua model yakni Hyundai Ioniq 5 dan Wuling Air ev lantaran sudah memenuhi syarat minimum TKDN 40%.

Insentif PPN 10% juga diberikan untuk bus listrik yang memenuhi syarat minimum TKDN 40%. Sedangkan bus listrik yang memenuhi syarat TKDN antara 20% sampai kurang dari 40% dan dibuat di Indonesia dikenakan insentif PPN 5%. Sejauh ini terdapat 5 produsen bus listrik yang mendapat insentif tersebut.

Dengan adanya program subsidi dan insentif, pemerintah tidak hanya mengincar kenaikan jumlah kendaraan listrik di Indonesia.

Baca Juga: Range Rover Resmi Luncurkan SUV Elektrifikasi Terbaru

Para produsen pun diharapkan terus berinvestasi dan meningkatkan kemampuannya dalam lokalisasi produk kendaraan listrik. “Sebab, pada 2030 nanti local content kendaraan listrik di Indonesia ditargetkan mencapai 80%,” tandas Eko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×