kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45930,39   2,75   0.30%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

PBB: Pasca perundingan damai, korban sipil di Afghanistan malah meningkat


Selasa, 23 Februari 2021 / 21:00 WIB
PBB: Pasca perundingan damai, korban sipil di Afghanistan malah meningkat

Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - KABUL. PBB pada Selasa (23/) merilis laporan yang menunjukkan, korban sipil dalam konflik berkepanjangan di Afghanistan justru meningkat jumlahnya setelah berlangsung pembicaraan damai.

Melalui laporannya, PBB juga menyerukan gencatan senjata antara semua pihak yang berselisih. Seruan ini datang saat negosiator bertemu untuk pertama kalinya setelah berminggu-minggu tidak bertindak.

Perundingan damai dimediasi oleh Amerika Serikat (AS) dimulai pada September 2020. Sayangnya, tanda-tanda perdamaian tidak kunjung nampak. Sebaliknya, kekerasan justru meningkat.

Kondisi semakin diperburuk dengan ketidakpastian mengenai apakah pasukan perdamaian internasional akan menarik pasukan pada Mei nanti seperti rencana semula.

Baca Juga: Sebelum tarik semua pasukan, NATO bakal tinjau kembali kondisi keamanan Afghanistan

Dikutip Reuters dari laporan badan PBB untuk Afghanistan (UNAMA), korban sipil pada 2020 mencapai 8.820 orang. Jumlah itu memang 15% lebih rendah dari tahun sebelumnya, tapi UNAMA mencatat ada kenaikan yang cukup tinggi dalam tiga bulan terakhir 2020,

"Tahun lalu bisa jadi tahun perdamaian di Afghanistan. Sebaliknya, ribuan warga sipil Afghanistan tewas. Pihak yang terlibat menolak genjatan senjata kini harus mengakui konsekuensi dari tindakan mereka," ungkap Deborah Lyons, Kepala UNAMA.

Korban tewas melonjak 45%

Laporan UNAMA kali ini menunjukkan, korban tewas pada kuartal keempat 2020 naik 45% dibandingkan dengan periode yang sama di 2019.

Baca Juga: Kembali gempur Suriah, Israel tewaskan 57 orang dalam sehari

Mayoritas dianggap berasal dari aktor non-pemerintah, sebagian besar adalah kelompok pemberontak Taliban. Lebih dari seperlima dikaitkan dengan pasukan pemerintah.

Negosiator dari kedua pihak mengatakan, mereka bertemu di Doha pada Senin (22/2) malam untuk melanjutkan pembicaraan yang terhenti selama satu bulan.

Pembicaraan lanjutan di Doha harus segera dilakukan sebelum banyak anggota senior Taliban pergi untuk mengadakan pertemuan di Rusia dan Iran.

Juru bicara Pemerintah Afghanistan Zabiullah Mujahid menyebutkan, Taliban berkomitmen untuk melakukan pembicaraan, dengan pertemuan lebih lanjut diharapkan dalam beberapa hari mendatang.

Selanjutnya: 2.000 Tentara AS ditarik, Pentagon pertahankan dua pangkalan militer di Afghanistan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

×