Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Momentum Lebaran nampaknya menjadi berkah tersendiri bagi beberapa industri bisnis. Salah satu bisnis yang mendulang keuntungan dari momentum Lebaran ini yaitu industri asuransi umum.
Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), Dody Achmad Sudiyar Dalimunthe mengatakan, pada momen Lebaran 2021 peningkatan diperkirakan pada lini bisnis asuransi kendaraan bermotor. Hal tersebut dikarenakan manufacturer sudah memproduksi kendaraan lagi meskipun masih dibayang-bayangi oleh kemampuan membeli masyarakat. Selain itu juga lini asuransi kesehatan, karena kondisi pandemi membuat masyarakat perlu proteksi jika harus dirawat.
"Lini asuransi kredit sejak 2 tahun ini juga memang menunjukkan peningkatan pertumbuhan, namun dibayang-bayangi oleh rasio klaim yang mulai meningkat juga. Untuk asuransi kredit ini AAUI sudah menghimbau kepada perusahaan penerbit supaya mulai me-review portfolionya agar pencadangan cukup untuk kewajiban jangka panjang (karena periode asuransi kredit ratarata lebih dari setahun)," ungkap Dody kepada kontan.co.id, Rabu (19/5).
Kendati demikian, Dody menyebut, pertumbuhan asuransi umum masih mengalami penurunan di akhir tahun 2020 lalu (-3,4%) dibandingkan dengan posisi yang sama di tahun sebelumnya. Kontribusi terbesar adalah asuransi property, asuransi kredit dan asuransi kendaraan bermotor.
Baca Juga: Jelang batas akhir, program restrukturisasi Jiwasraya sudah hampir 100%
"Kalau melihat dari komposisi tersebut, serta membaca data yang ada di triwulan I tahun 2021 asuransi properti, kendaraan bermotor dan kesehatan memiliki potensi untuk tumbuh. Hal tersebut dikarenakan, potensi risiko yang ada bagi pemilik property, manufacturer mulai memproduksi kendaraan bermotor lagi, masyarakat masih khawatir dengan kondisi kesehatan," ujar Dody.
Adapun menurut Dody, untuk asuransi kecelakaan diri menunjukkan penurunan, karena penurunan aktifitas masyarakat keluar rumah (akibat pembatasan kegiatan). Bahkan untuk situasi sebelum dan setelah lebaran pun masyarakat masih melakukan pembatasan bepergian karena ketentuan pemerintah, sehingga kebutuhan asuransi untuk traveling juga tidak banyak.
Dody menyebut, AAUI tidak membuat proyeksi kuantitatif untuk premi di tahun 2021 karena semua variabel dan parameter masih fluktuatif. Namun kami optimis pertumbuhan di tahun 2021 diatas tahun 2020, dan setidaknya sama dengan kondisi sebelum pandemi covid-19.
Dody menjelaskan, dalam mencapai target di tahun ini asuransi umum pun melakukan proses underwriting yang proper agar kualitas risiko yang diterbitkan polisnya dapat terkendali, sehingga dapat memenuhi kewajiban saat klaim. Hal ini termasuk juga mengupayakan penempatan reasuransi yang proper. Hasil underwriting yang baik akan sangat berkontribusi terhadap pembentukan laba usaha
Selanjutnya, melakukan pelayanan yang baik kepada Tertanggung, mulai dari penerbitan polis sampai pelayanan klaim. Ini saatnya untuk menunjukkan dan membuktikan bahwa asuransi sangat berperan bagi masyarakat. Dengan adanya kepercayaan masyarakat ini maka akan menjadi campaign yang baik bagi literasi asuransi di masyarakat.
Selain itu, me-review struktur tarif premi asuransi dan pencadangan teknis, untuk memastikan bahwa premi yang diterapkan sudah sebanding dengan risiko yang akan dijamin polis. Termasuk juga penetapan pencadangan sesuai hitungan aktiaria. Ini berarti tidak melakukan kompetisi tarif yang tidak sehat sehingga berdampak kepada ketidakcukupan dana untuk membayar kewajiban saat klaim.
Juga menerapkan implementasi teknologi digital untuk memudahkan proses bisnis asuransi, dimana akan dapat menurunkan biaya rata-rata serta memudahkan akses masyarakat kepada industri asuransi. termasuk didalamnya juga menyiapkan produk-produk asuransi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
"Selalu comply dengan peraturan yang ada, agar tidak merugikan perusahaan maupun konsumen. Hal ini dikarenakan industri asuransi sangat sensitif dengan pemberitaan-pemberitaan negatif. Oleh karena itu ini saatnya perusahaan juga mulai melakukan CSR yang tepat untuk meningkatkan literasi dan kesadaran masyarakat dalam berasuransi," jelas Dody.
Sementara itu, Direktur Utama Asuransi Simasnet Teguh Aria Djana mengatakan, lini bisnis yang meningkat pada momen lebaran 2021 yaitu, asuransi pengiriman dari marketplace naik 30%. "Lebaran tahun ini per 15 mei 2021 premi memang lebih rendah 15% yoy. Itu karena sektor fintech lebih berhati hati dan tidak agresif lagi selama pandemi," kata Teguh.
Teguh menyebut, target premi tahun ini yaitu sekitar Rp 1 triliun. Dalam mencapai target, pihaknya menerapkan strategi dengan fokus ke sektor yang masih bertumbuh seperti e-commerce dan mengembangkan produk-produk baru.
Di sisi lain, Direktur PT Asuransi Bintang Reniwati Darmakusumah mengungkapkan, karena kondisi pandemi maka kondisi lebaran tahun 2021 ini masih sama dengan tahun sebelumnya, sehingga secara lini bisnis kendaraan bermotor masih terdampak cukup signifikan.
Reni menyebut, ini bisnis yg meningkat pada momen lebaran 2021 yaitu, Engineriing tumbuh 35%, Marine Cargo tumbuh 19%, Marine Hull tumbuh 67%. "Karena kondisi pandemi belum selesai maka target bisnis di tahun 2021 ini tumbuh lebih kurang 7%," ujar Reni.
Dalam mencapai targetnya di tahun ini, Asuransi Bintang menerapkan berbagai strategi seperti, melakukan kerjasama dengan mitra baru, memaksimalisasi existing bisnis dan cross selling produk untuk customer yang baru mempunyai 1 jenis penutupan produk, dan beberapa inisiatif baru yang sedang dalam proses finalisasi.
Selanjutnya: Bisnis asuransi jiwa kembali menggeliat, ini faktor pendorongnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News