kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45937,00   8,64   0.93%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mengintip sumber kekayaan para miliarder baru dunia yang melesat selama pandemi 2020


Selasa, 02 Maret 2021 / 00:10 WIB
Mengintip sumber kekayaan para miliarder baru dunia yang melesat selama pandemi 2020

Sumber: South China Morning Post | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  China menjadi negara dengan peningkatan tercepat orang super kaya di dunia selama pandemi Covid-19 .Hal itu menurut laporan konsultan properti Knight Frank.

Berdasarkan laporan Knight Frank, klub elit orang-orang yang kekayaan bersihnya melebihi US$ 30 juta atau setara Rp 426 miliar (Kurs Rp 14.200), tidak termasuk tempat tinggal utama mereka, jumlahnya melesat 16% di China pada 2020. 

Negara yang berada diurutan kedua, dengan peningkatan jumlah orang terkaya tahun lalu adalah Swedia. Jumlah penduduk ultra kaya negara ini tumbuh 11% tahun lalu. Kemudian negara ketiga yang jumlah penduduk kayanya meningkat signifikan adalah Singapura naik 10%, tulis laporan tersebut.

Mengutip South China Morning Post, Senin (1/3), sebaliknya, Yunani menjadi negara yang mengalami penurunan signifikan orang terkaya pada 2020. Dimana jumlah orang terkaya di negeri tersebut turun sepertiganya.

Baca Juga: Dimotori cucu Warren Buffett, anak-anak muda kaya Asia pilih investasi di sektor ini

“Jumlah UHNWI [individu dengan kekayaan sangat tinggi] di China telah tumbuh 137% dalam lima tahun terakhir dan diperkirakan akan tumbuh sebesar 46% dalam lima tahun ke depan,” kata Martin Wong, direktur asosiasi, penelitian dan konsultan, Greater China, di Knight Frank. 

"Pada tahun 2025, populasi UHNWI di China akan mencapai lebih dari 103.000, yang akan menempatkannya di posisi kedua di seluruh dunia," sambungnya.

Namun, Amerika Serikat (AS) tetap menjadi negara dengan jumlah orang terkaya tertinggi di dunia, dengan populasi saat ini lebih dari 180.000 dan diperkirakan tumbuh 24% dalam lima tahun ke depan, kata Wong.

Studi tersebut menjelaskan, ekuitas, menjadi penyumbang sekitar seperempat dari portofolio orang super kaya di dunia dan merupakan pendorong kenaikan kekayaan mereka pada 2020. Kebijakan lockdown telah memberikan waktu bagi orang-orang super kaya ini untuk memantau pasar saham dengan lebih baik.

"Siapapun yang mampu mengatur waktu penjualan ekuitas atau akuisisi sejalan dengan pergerakan pasar akan mendapatkan keuntungan yang signifikan," kata laporan itu.
Kendati orang China banyak yang bergabung dalam barisan elit super kaya dunia, tapi tidak ada satu kota pun di China daratan yang berhasil menjadi 10 besar kota terkaya di dunia. Berbeda dengan London dan New York yang menjadi kota yang menyimpan sebagian besar kekayaan dunia, diikuti Paris.

Baca Juga: Taipan China dan AS makin bersaing ketat di daftar orang terkaya sejagat

Hong Kong merupakan kota di China yang masuk peringkat teratas, dengan peringkat kelima kota terkaya di dunia. Sementara Beijing, ibu kota China, berada di peringkat ke-11 dan Shanghai di peringkat ke-14.

“City Wealth Index mempertimbangkan berbagai faktor termasuk kekayaan, investasi dan penawaran gaya hidup UHNWI di berbagai kota. Kota-kota utama di daratan seperti Beijing dan Shanghai berada di 10 besar dalam hal kekayaan dan gaya hidup, tetapi kedua kota itu berada di luar 10 teratas dalam hal investasi,” kata Wong.

Baca Juga: Kunci sukses Warren Buffett: Investasi terhadap diri sendiri!

“Ini dibandingkan dengan 10 kota teratas yang secara konsisten mendapat peringkat tinggi di ketiga aspek. Skor rendah dalam kategori investasi akan menunjukkan bahwa kota-kota tersebut memiliki jumlah yang relatif rendah untuk perusahaan global teratas yang berkantor pusat, dan investasi domestik yang kecil," lanjutnya.

Meskipun Paris selalu dianggap sebagai ibu kota mewah dunia, Hong Kong sebenarnya memiliki lebih banyak gerai ritel kelas atas untuk merek-merek tertentu daripada ibu kota Prancis, kata laporan itu. Meskipun lanskap ritel di Hong Kong telah direstrukturisasi, tampaknya Hong Kong akan mempertahankan mahkota belanja kelas atas.

"Ke depan, Hong Kong akan tetap berada di beberapa tempat teratas dalam kriteria ini, meskipun ada perubahan dalam struktur penjualan ritel dan pola perjalanan pengunjung," kata Wong.

Selanjutnya: Ingin sukses berbisnis? Contek kiat berbisnis dari Jack Ma ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×