kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kisah di balik Trump memegang tangan PM Inggris Theresa May di Gedung Putih


Selasa, 09 Februari 2021 / 00:25 WIB
Kisah di balik Trump memegang tangan PM Inggris Theresa May di Gedung Putih

Sumber: The Guardian | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump masih menyisahkan kisah menarik selama masa kepresidenannya yang empat tahun di Gedung Putih. Salah satunya ketika Perdana Menteri Inggris Theresa May berkunjung ke Washington pada 2017 lalu.

Theresa yang waktu itu baru menjabat berupaya membujuk Trump agar memberikan pernyataan yang mendukung NATO.

Namun ada hal ganjil yang terjadi selama pertemuan itu. Saat kedua pemimpin negara berjalan di teras Gedung Putih, Trump dengan spontan memegangi tangan May. Hal ini membuat May sampai panik menghubungi suaminya, sebelum gambar dan video itu menyebar ke seluruh dunia dalam hitungan detik.

Mengutip The Guardian, Senin (8/2), Mantan Penasihat Politik Theresa May, Fiona McLeod Hill mengisahkan kejadian itu. Hill mengatakan, dalam kunjungan itu, May berupaya memperingatkan Trump terkait kedekatannya dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin.

Baca Juga: Donald Trump dituding menggunakan dana kampanye untuk keperluan bisnis pribadi

Tapi pertemuan itu berubah menjadi aneh saat mereka berjalan di selasar Gedung Putih. "Dia (Trump) memegangi tangannya (May) melewati barisan tiang, yang membuat kami semua terkejut, dan ternyata, mengejutkan Theresa," kata Hill seperti dilansir The Guardian.

Hill  mengatakan, May tidak bisa menarik tangannya kembali. "Jadi dia terjebak… Dan hal pertama yang dia katakan [setelah itu] adalah menelepon suaminya di Inggris," ujar Hill.

"Saya perlu menelepon Philip hanya untuk memberi tahu dia bahwa saya telah berpegangan tangan dengan pria lain sebelum kejadian itu menyebar di media," ujar Hill menirukan May waktu itu yang panik.

Presiden AS Donald Trump dan PM Inggris Theresa May

Baca Juga: Alasan Joe Biden nilai Trump tak seharusnya mendapat bocoran rahasia intelijen



TERBARU

×