kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Jika Masih Bingung Memilih Vaksin Booster, Ini Panduan dari Kemenkes


Jumat, 25 Maret 2022 / 03:54 WIB
Jika Masih Bingung Memilih Vaksin Booster, Ini Panduan dari Kemenkes
ILUSTRASI. Program vaksinasi dosis ketiga atau vaksinasi booster resmi dimulai pemerintah pada Rabu (12/1/2022). ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman

Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Program vaksinasi dosis ketiga atau vaksinasi booster resmi dimulai pemerintah sejak Rabu (12/1/2022) lalu. 

Ada 6 jenis vaksin yang digunakan sebagai booster yakni CoronaVac/Sinovac, Pfizer, AstraZeneca, Moderna, Zifivax, dan Sinopharm. 

Kategori vaksin 

Sebelum memilih vaksin booster, penting untuk memperhatikan pengkategorian jenis vaksin sebagai homolog, heterolog, atau bisa keduanya. 

Ketua Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Penanganan Covid-19 Alexander Ginting menjelaskan mengenai mekanisme pemilihan vaksin booster. 

Vaksin homolog 

Homolog sendiri berarti jenis vaksin primer atau vaksin dosis lengkap di awal sama dengan jenis vaksin booster, "Homolog itu vaksin 1 dan vaksin 2 sejenis. Misalnya Sinovac, Sinovac, dan boosternya Sinovac (CoronaVac)," ujar Alex saat dihubungi Kompas.com, Rabu (12/1/2022). 

Adapun jenis vaksin yang termasuk homolog yakni Sinovac, Moderna, dan Pzifer. 

Baca Juga: 2 Cara Cek Tiket Vaksin Booster Gratis di PeduliLindungi, Gampang Banget!

Vaksin heterolog 

Sedangkan, untuk kategori heterolog yakni vaksin 1 dan vaksin 2 sejenis, tetapi boosternya bisa berbeda jenis vaksin. 

"Heterolog itu contohnya Sinovac, Sinovac, dan boosternya Moderna," lanjut dia. 

Alex menambahkan, untuk mereka yang berusia di atas 18 tahun menggunakan booster heterolog. Selain itu, vaksinasi booster ini diperuntukkan untuk usia 18 tahun ke atas dan minimal 6 bulan setelah dapatkan vaksin primer dosis lengkap. 

Besaran dosis yang diterima akan disesuaikan dengan rekomendasi yang sudah diberikan Badan POM. 

Baca Juga: Kasus Omicron Terus Bertambah, Kemenkes Gencarkan Layanan Telemedisin

Booster penerima vaksin Sinovac 

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19, dr Siti Nadia Tarmizi mengatakan, mereka yang sudah menerima vaksin Sinovac lengkap, maka bisa menggunakan setengah dosis booster AstraZeneca atau setengah dosis Pfizer. 

"Pakai AstraZeneca atau Pfizer tergantung ketersediaan vaksin yang ada," ujar Nadia saat dihubungi secara terpisah oleh Kompas.com, Rabu (12/1/2022). 

Booster penerima vaksin AstraZeneca 

Sementara bagi mereka yang sudah menerima vaksin AstraZeneca lengkap, maka bisa menggunakan booster setengah dosis Moderna. 

"Kalau awalnya AstraZeneca, maka diberikan (booster) setengah dosis Moderna," ujar Nadia. 

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, kombinasi awal vaksin booster nantinya bisa berkembang tergantung kepada hasil riset baru yang masuk dan juga ketersediaan vaksin yang ada. 

Baca Juga: 5 Hal Penting yang Harus Diketahui Soal Vaksin Booster

Adapun kombinasi vaksin booster ini sudah sesuai dengan pertimbangan para peneliti BPOM maupun ITAGI. 

Panduan pemberian booster menurut rekomendasi BPOM Dilansir dari situs resmi BPOM, dijelaskan mengenai mekanisme pemberian vaksin booster, sebagai berikut: 

Sinovac 

  • Vaksin booster diberikan sebanyak 1/2 dosis minimal setelah 6 bulan vaksinasi lengkap
  • Diberikan pada usia 18 tahun ke atas
  • Peningkatan titer antibodi netralisasi hingga 21-35 kali setelah 28 hari pemberian booster/dosis lanjutan pada subjek dewasa. 

Baca Juga: Bolehkah Ibu Hamil Mendapatkan Vaksin Booster? Ini Jawaban Kemenkes

Pfizer 

  • Vaksin booster 1/2 dosis minimal setelah 6 bulan dari vaksinasi primer dosis lengkap
  • Diberikan pada usia 18 tahun ke atas 
  • Peningkatan nilai titer antibodi netralisasi setelah 1 bulan pemberian booster/dosis lanjutan dibandingkan 28 hari setelah vaksinasi primer sebesar 3,29 kali.

AstraZeneca 

  • Vaksin booster dapat diberikan 1/2 dosis minimal setelah 6 bulan dari vaksinasi lengkap
  • Diberikan pada usia 18 tahun ke atas
  • Peningkatan nilai titer antibodi IgG dari 1792 menjadi 3746. 

Moderna 

  • Vaksin booster diberikan 1/2 dosis setelah 6 bulan dosis lengkap
  • Diberikan pada usia 18 tahun ke atas
  • Kenaikan respons imun antibodi netralisasi sebesar 12,99 kali setelah pemberian dosis booster homolog vaksin Moderna. 

Baca Juga: Dijadikan Vaksin Booster, Ini Efek Samping Vaksinasi Covid-19 Moderna & Pfizer

Zifivax 

  • Vaksin booster diberikan 1/2 dosis setelah 6 bulan dosis lengkap vaksinasi primer (Sinovac atau Sinopharm)
  • Diberikan untuk usia 18 tahun ke atas
  • Peningkatan titer antibodi netralisasi lebih dari 30 kali pada subjek yang telah mendapatkan dosis primer Sinovac atau Sinopharm. 

Sinopharm

  • Vaksin primer Sinopharm booster nya menggunakan vaksin Sinopharm juga dengan dosis penuh (0,5 ml).
     

Hasil evaluasi dari aspek keamanan kelima vaksin booster/dosis lanjutan tersebut menunjukan bahwa frekuensi, jenis, dan keparahan dari Kejadian Tidak Diinginkan (KTD) yang dilaporkan setelah pemberian booster umumnya bersifat ringan dan sedang.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Panduan Lengkap Memilih Vaksin Booster, Jangan Sampai Keliru"
Penulis : Retia Kartika Dewi
Editor : Rizal Setyo Nugroho

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

×