Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penanaman modal yang masuk ke Indonesia diharapkan bisa berdampak berkelanjutan pada pertumbuhan ekonomi. Untuk itu, investasi yang masuk harus berkualitas.
Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky mengatakan, agar investasi yang masuk ke Indonesia makin berkualitas dalam mendorong pertumbuhan ekonomi perlu diperhatikan sejumlah hal ini.
Pertama, mendorong investasi untuk masuk ke sektor manufaktur. Menurut Riefky, sektor ini merupakan sektor yang bisa menciptakan lapangan pekerjaan.
Baca Juga: Faisal Basri Beri Saran Agar Investasi yang Masuk ke Indonesia Makin Berkualitas
Dengan masyarakat yang bekerja, maka ada pendapatan untuk menjaga daya beli. Dengan demikian, roda konsumsi rumah tangga sebagai motor penggerak ekonomi, akan terus bergulir.
"Urgensi saat ini adalah menarik investasi di sektor manufaktur. Karena saat ini, masih banyak tenaga kerja yang belum terserap," tutur Riefky kepada Kontan.co.id, Minggu (8/1).
Kedua, mendorong investasi yang masuk dengan memperbaiki iklim usaha, kemudahan berusaha, bahkan terkait dengan kemudahan hukum.
Dengan perbaikan ini, investasi yang masuk ke Indonesia diyakini makin lancar. Plus, bila kualitas dalam menarik investasi ditingkatkan, maka investasi masuk pun makin berkualitas.
Baca Juga: Faisal Basri: Kebanyakan Investasi yang Masuk Indonesia Berbasis Otot, Bukan Otak
Ketiga, pemerintah bisa mendorong investasi yang masuk ke sektor-sektor penciptaan nilai tambah dalam negeri.
Selain ketiga hal tersebut, Riefky juga menyinggung mengenai penarikan investasi yang berkaitan dengan riset dan pengembangan atau research and development (R&D).
Investasi di bidang R&D akan mendukung inovasi dan strategi dalam menyiapkan Indonesia yang lebih tangguh.
Baca Juga: Faisal Basri: Indonesia Bisa Terjerat Jebakan Negara Kelas Menengah
Namun, Riefky mengatakan ini bukanlah urgensi dalam jangka pendek. Karena saat ini urgensi adalah menarik investasi untuk menciptakan lapangan pekerjaan lebih banyak.
"Bukan tidak penting, tetapi urgensi saat ini adalah mendorong sektor menciptakan lapangan pekerjaan lebih banyak. Mungkin baru di atas tiga tahun, Indonesia bisa menarik investasi di R&D," tandas Riefky.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News