Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto
Greenslade berkata, "Kebutuhan oksigen yang meningkat pesat memberi tekanan pada sistem kesehatan, yang tidak dapat dipenuhi, kami melihat kematian pasien." Greenslade mengungkapkan sistem kesehatan di banyak negara miskin “sangat tidak siap”.
“Dari kepala negara, menteri kesehatan, menteri keuangan...negara-negara ini belum memprioritaskan oksigen sebagai obat esensial. Seperti yang kita lihat di India, banyak orang telah meninggal dan terus meninggal setiap hari karena kekurangan oksigen," kata Greenslade.
Sementara, beberapa negara telah menuntut perusahaan yang memproduksi oksigen cair mengalihkan produk dari klien industrinya ke rumah sakit. Oksigen medis hanya menghasilkan 1 persen dari produksi oksigen cair global. Di Irak, perusahaan gas dapat menghasilkan sekitar 64.000 meter kubik oksigen cair sehari, sepertiga untuk kebutuhan pasien Covid-19 di negara itu.
Baca juga: Jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia masih terus bertambah
Di Kolombia, industri hanya dapat menyediakan 450.000 meter kubik sehari, kurang dari dua pertiga dari yang dibutuhkan. Di Peru, perusahaan gas hanya dapat mencapai 80 persen oksigen yang dibutuhkan, jika semua oksigen dialihkan ke perawatan kesehatan.
“Saat ini, Peru mencatat penurunan kasus (Covid-19). Namun, kami masih membutuhkan oksigen medis, terutama untuk rumah sakit,” kata Dr Jesús Valverde Huamán, yang bekerja di ICU di Lima.
Menurutnya, itu merupakan perjuangan terus-menerus untuk menemukan cukup oksigen bagi pasien, katanya, selain dari periode singkat pada November dan Desember tahun lalu, ketika kasus-kasus menurun.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sejumlah Negara Kekurangan Oksigen dan Berisiko Rusaknya Sistem Kesehatan",
Penulis : Shintaloka Pradita Sicca
Editor : Shintaloka Pradita Sicca
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun
Selanjutnya: Selain India, sistem kesehatan negara ini berpotensi hancur akibat Covid-19
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News