Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto
Rumah sakit di India telah melaporkan kekurangan oksigen yang signifikan saat negara itu berjuang melawan gelombang kedua Covid-19. Pada pertengahan Mei, India membutuhkan tambahan 15,5 juta meter kubik oksigen sehari hanya untuk pasien Covid-19, lebih dari 14 kali lipat dari yang dibutuhkan pada Maret, menurut analisis data biro tersebut.
Sebagai tanggapan, India telah melarang semua ekspor oksigen cair dan tabung. Tetapi para ahli mengkhawatirkan tetangga India, seperti Pakistan, Nepal, Bangladesh, Sri Lanka, dan Myanmar, beberapa di antaranya bergantung pada oksigen dan peralatan buatan India.
“Anda bisa membayangkan, jika mereka mulai melihat puncak (Covid-19) pada derajat yang sama, maka itu bisa menjadi lebih buruk, karena India membutuhkan semua pasokan (oksigen),” kata Zachary Katz, wakil presiden obat esensial di CHAI.
Di Nepal, data biro menunjukkan bahwa saat ini sedang membutuhkan lebih dari 100 kali lebih banyak oksigen dari pada yang dibutuhkan pada Maret. Di Sri Lanka, permintaan oksigen telah meningkat 7 kali lipat sejak pertengahan Maret.
Di Pakistan, yang menderita gelombang ketiga Covid-19, hampir 60 persen lebih banyak pasien menggunakan oksigen di rumah sakit dari pada selama puncak negara itu sebelumnya pada musim panas lalu.
Menurut seorang menteri pemerintah, memperingatkan pada akhir April bahwa tekanan pada pasokan oksigen telah mencapai tingkat berbahaya. “Suasananya sangat suram,” kata Dr Fyezah Jehan, seorang dokter di Karachi.
“Saya pikir kami sangat takut dengan situasi seperti India. Kami berharap keajaiban terjadi, dan lockdown (saat ini) ini dapat mencegah serangan gencar kasus baru,” imbuh Dr Jehan.