kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.932   28,00   0,18%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Ini rencana bisnis Primaya Hospital setelah kantongi sertifikat standar internasional


Selasa, 25 Mei 2021 / 08:20 WIB
Ini rencana bisnis Primaya Hospital setelah kantongi sertifikat standar internasional

Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Primaya Hospital Group fokus menjadi tujuan destinasi rumah sakit pilihan berstandar internasional. Hal ini berkorelasi dengan cita-cita Perseroan untuk aktif dalam medical tourism di masa depan.

Chief Executive Officer (CEO) Primaya Hospital Group, Leona A. Karnali menyatakan, pihaknya sudah mengantongi sertifikat Joint Commission International (JCI) untuk standar mutu internasional penanganan pasien dan manajemen rumah sakit berstandar internasional.

"Di Indonesia sendiri hanya ada 30 rumah sakit yang memiliki sertifikasi JCI dan mayoritas adalah rumah sakit milik pemerintah. Sedangkan swasta hanya berjumlah 11 sampai 13 rumah sakit, salah satunya Primaya," jelasnya saat media visit Kontan yang berlangsung virtual, Senin (24/5).

Baca Juga: Primaya Hospital Group tambah 3 rumah sakit baru tahun ini

Ia menjelaskan sertifikasi JCI ini sudah didapatkan sejak 2014 dan pihaknya sudah dua kali menjalani sertifikasi ulang. Adapun jaringan rumah sakit milik Primaya yang terakreditasi JCI adalah Primaya Hospital Bekasi Barat dan Tangerang.

Ia menambahkan, sertifikasi JCI menjadi standardisasi untuk jaringan rumah sakit Primaya lainnya. Dengan demikian, standar tersebut berlaku di semua jaringan rumah sakitnya, tak terkecuali saat Primaya melakukan ekspansi selanjutnya.

 

Leona menambahkan, pihaknya juga menerima pasien BPJS sejak 2014. Ia mengungkapkan, volume pasien yang datang ke Primaya Hospital lebih didominasi oleh pasien BPJS. Adapun tingkat keterisian atau okupansi Primaya Hospital saat ini berada di tingkat rata-rata 70%.

"Tetapi memang karena pandemi, jumlah pasien BPJS menurun. Hal ini juga terlihat di tingkat nasional. Namun kami sendiri tidak pernah mengalami masalah dalam pembayaran melalui BPJS ini," jelasnya.

Lebih lanjut, sebagai perusahaan yang menjadi salah satu porfotolio perusahaan PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG), Primaya mengakui perseroan lebih bisa bergerak cepat berkat pendanaan modal yang diterima.

"Tidak ada perubahan pemegang saham atau manajemen Primaya sama sekali dari pendanaan yang dilakukan oleh Saratoga. Secara komposisi saham dan manajemen masih sama, yang jelas mereka adalah significant partner," jelasnya.

Baca Juga: Tahun ini, Saratoga Investama (SRTG) mulai merambah sektor konsumer dan teknologi

Ia mengatakan, sejak Saratoga masuk dalam pendanaan perseroan pada 2016 pihaknya terus menggenjot ekspansi dan meluaskan jaringannya.

Hingga kini, Primaya memiliki total 13 jaringan rumah sakit yang tersebar di 3 klaster, yakni klaster Bekasi yang terdiri dari Primaya Hospital Bekasi Barat, Primaya Hospital Bekasi Utara, Primaya Hospital Bekasi Timur , Primaya Hospital Karawang, Primaya Hospital Semarang yang akan dibuka pada Juni 2021, dan Primaya Hospital Sukabumi.

Lalu klaster Tangerang yang terdiri dari Primaya Hospital Tangerang, Primaya Hospital Pasar Kemis, Primaya Evasari Hospital, Primaya Hospital Betang Pambelum, Primaya Hospital Pangkal Pinang.

Sedangkan klaster Makassar baru terdiri dari dua jaringan, yakni Primaya Hospital Makassar dan Primaya Hospital Inco Sorowako.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

×