kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.396.000   10.000   0,72%
  • USD/IDR 16.295
  • IDX 7.288   47,89   0,66%
  • KOMPAS100 1.141   4,85   0,43%
  • LQ45 920   4,23   0,46%
  • ISSI 218   1,27   0,58%
  • IDX30 460   1,81   0,40%
  • IDXHIDIV20 553   3,30   0,60%
  • IDX80 128   0,57   0,44%
  • IDXV30 130   1,52   1,18%
  • IDXQ30 155   0,78   0,50%

Ini alasan produsen kendaraan China tertarik masuk pasar Indonesia


Kamis, 12 Agustus 2021 / 09:35 WIB
Ini alasan produsen kendaraan China tertarik masuk pasar Indonesia

Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Pasar otomotif Indonesia bakal semakin ramai dengan masuknya sejumlah produsen asal China. Terbaru, Chery yang akan kembali mengaspal di Indonesia dengan menjanjikan produk yang lebih segar dan canggih dibandingkan sebelumnya. 

Sebelumnya pada 2020, kendaraan komersial khususnya truk milik SAIC Motor Corporation Ltd yaitu Hongyan sudah merangsek pasar Indonesia. Kendati sudah bergabung ke Gaikindo sejak 2020, sampai dengan saat ini mereka belum mencatatkan jumlah penjualannya. 

Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara memaparkan, secara umum, faktor terbesar yang membuat industri otomotif Indonesia menarik di mata dunia adalah potensi pasarnya yang besar. 

"Saat ini populasi orang di Indonesia sebanyak lebih dari 270 juta penduduk. Adapun rasio kepemilikan mobil baru mencapai 99 mobil per 1.000 orang, artinya masih sangat rendah dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya," kata dia kepada Kontan.co.id, Rabu (11/8). 

Baca Juga: Siap-siap, Chery akan bawa SUV dan kendaraan energi terbarukan ke Indonesia

Melansir data yang dikirimkan Gaikindo, Thailand mencatatkan rasio kepemilikan mobil sebanyak 275 mobil per 1.000 orang, adapun Malaysia sampai 400 mobil per 1.000 orang. 

Jika melihat populasi penduduk Indonesia yang lebih banyak dibandingkan kedua negara ini, Kukuh menegaskan, potensi kepemilikan mobil di Tanah Air masih sangat besar ke depannya. 

Tidak hanya itu, saat ini infrastruktur jalan di Indonesia semakin baik dan banyak sehingga pasar otomotif-nya pun kian menarik. Kukuh menegaskan, pasar Indonesia tidak hanya menarik di mata China tapi juga negara-negara lainnya. 

Ketua I Gaikindo Jongkie D Sugiarto menambahkan, Chery memang sudah berkomunikasi dengan Gaikindo dan sudah diberikan informasi mengenai industri atau perdagangan otomotif di dalam negeri.

"Kami menyambut baik merek apapun untuk masuk ke Indonesia," kata dia ketika dihubungi terpisah. 

Jongkie mengatakan, jika Chery sudah ada di Indonesia, tentu pihaknya akan menawarkan untuk menjadi anggota Gaikindo. 

Dari pihak Chery, Marketing Director of RHD Region Qin Gang bilang, Chery akan hadir di pasar Indonesia dan membawa kejutan. Di mana, Chery akan membawa produk dan teknologi baru ke Indonesia yang benar-benar berbeda dari sebelumnya. 

"Dalam dua tahun ke depan, kami akan menghadirkan lima model baru di Indonesia yakni mobil SUV dan kendaraan energi baru," jelasnya kepada Kontan.co.id. 

Kendaraan energi baru telah menjadi tren yang tidak terelakkan dalam pengembangan mobil global, terutama di China. Salah satu model Chery teranyar yang mengusung energi baru adalah EQ1 2021 yang spesifikasi mobilnya sudah sepenuhnya ditingkatkan mulai pakai baterai, keamanan, efisiensi, tampilan, hingga performa. 

Sementara itu, Pengamat Otomotif Bebin Djuana menilai, produsen China sebagai pendatang baru, sebenarnya tidak mudah untuk menguasai pasar di tanah air. Pasalnya, dalam hal reputasi, Jepang sudah memenangkan hati konsumen Indonesia. 

Baca Juga: Wuling siap jadi anggota Gaikindo

Buktinya saja, produk Korea yang sudah dua dasawarsa mengaspal belum mendapatkan porsi yang memadai di pasar Tanah Air. 

"Masih membekas di ingatan konsumen, mobil produksi China memiliki kualitas yang mengecewakan, desainnya basi, dan after sales yang tidak jelas. Stigma buruk masa lalu ini yang perlu diubah," tegasnya. 

Bebin bilang, saat ini mobil buatan China memiliki desain yang lebih futuristik, teknologi lebih maju. Tak hanya itu, China sudah belajar bahwa konsumen Indonesia membutuhkan kepastian layanan after sales yang mumpuni. 

Bebin tidak menampik, bahwa China adalah pasar yang tangguh sehingga tidak sampai 10 tahun mendatang, proyeksinya produk China sudah layak diperhitungkan. 

Di Indonesia, selain Chery dan Hongyan, ada sejumlah pemain otomotif asal China, yakni DFSK, Wuling, FAW dan Morris Garage. Namun dari saat ini yang sudah eksis menjajal pasar Indonesia adalah Wuling dan DFSK. 

Berdasarkan data dari Gaikindo, market share ritel Wuling terus meningkat dari tahun ke tahun. Di 2017 market share Wuling baru 0,3% dengan mencatatkan penjualan 3.268 unit. Kemudian meningkat menjadi 1,3% di 2018 karena penjualannya melonjak hingga menjadi 15.162 unit.  

Di 2019, pangsa pasar Wuling semakin tumbuh menjadi 2,0% dengan menorehkan penjualan sebanyak 21.112 unit. Namun, pada 2020, adanya pandemi Covid-19, membuat pangsa pasar ritel Wuling turun menjadi 1,2%. 

Baca Juga: Kinerja kuartal II 2021 kuat, berikut rekomendasi saham Astra International (ASII)

Begitu juga dengan histori pangsa pasar ritel DFSK yang tumbuh positif. Di 2017 market share DFSK masih 0% karena baru berhasil menjual mobil sebanyak 51 unit. 

Namun di 2018, penjualan ritelnya melonjak hingga mencatatkan penjualan sebanyak 839 unit dan membuat pangsa pasarnya menjadi 0,1%. Berlanjut di 2019, penjualan ritelnya meroket hingga menjadi 3.260 unit membuat pangsa pasarnya jadi 0,3%. 

Selanjutnya: Ini sentimen yang bakal jadi penggerak IHSG pada perdagangan Kamis (12/8)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×