kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini 4 strategi Jamkrindo dalam menghadapi tantangan bisnis penjaminan


Sabtu, 26 Desember 2020 / 12:00 WIB
Ini 4 strategi Jamkrindo dalam menghadapi tantangan bisnis penjaminan

Reporter: Ferrika Sari | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Bisnis penjaminan yang cukup menantang tak membuat PT Jamkrindo patah arang. Bahkan di tengah tekanan akibat pandemi Covid-19, perusahaan berhasil mempertahankan kinerja baiknya.

Komisaris Utama Jamkrindo Sri Mulyanto mengungkapkan, hal tersebut dapat terjadi karena perusahaan telah menerapkan empat strategi guna melindungi bisnis penjaminan dari tekanan yang ada.

Pertama, Jamkrindo fokus pada orientasi bisnis yang tidak semata-mata untuk mengejar peningkatan volume penjaminan tapi juga diimbangi dengan pengendalian risiko.

”Sehingga peningkatan volume penjaminan itu memberikan nutrisi terhadap peningkatan earning before tax atau bahkan hasil akhirnya earning after tax,” kata Sri Mulyanto dalam keterangan resmi yang diterima Kontan.co.id, Kamis (24/12). 

Baca Juga: Dukung PEN, penjaminan kredit modal kerja Jamkrindo dan Askrindo naik

Dewan Komisaris selalu menekankan dalam berbagai kesempatan, untuk memetakan dan memaparkan portofolio produk dari Jamkrindo disandingkan dengan risk profile dari masing-masing produk. Pihaknya menginginkan racikan portofolio produk yang memperhatikan profil risiko.

"Oleh karena itu diambil kebijakan tahun 2020 ini ada beberapa produk yang dihentikan arena kita menyadari di langkah awal risk profile-nya sudah di atas 100%. Ngapain kita harus rugi sementara masih banyak peluang bisnis yang perlu kita tekuni dengan baik," lanjutnya. 

Kedua, struktur organisasi yang semula dari Perum menjadi PT. membuka porsi pekerja pendukung lebih besar dari tenaga kerja dialokasikan untuk memulai bisnis (to getting to business). 

“Dalam lembaga bisnis harus ada perbaikan dari struktur organisasi sehingga jumlah personil yang dikerahkan to getting to business alokasinya menjadi lebih besar, sehingga jumlah supporting lebih rendah. Sebagai organisasi bisnis itulah yang benar,” kata dia.

Ketiga, konsen dan mengetahui bahwa aset utama dari setiap badan usaha adalah sumber daya manusia (SDM). Meskipun Jamkrindo memiliki modal dan gedung, akan tetapi aset utamanya adalah sumber daya manusia.

“Oleh karena itu manajemen selalu menekankan perlunya peningkatan kompetensi dari sumber daya manusia seluruh insan Jamkrindo. Knowledge, attitude serta skill itu secara bertahap diberlakukan di program SDM," tambahnya. 

Ini merupakan langkah yang sangat penting karena kita menyadari tantangan di masa depan yang lebih komplek dan berat. Karena itu insan Jamkrindo dituntut lebih cepat dan berpikir out of the box dalam pengambilan keputusan yang strategis supaya bisa menakhodai perusahaan ini lebih baik lagi. 

Baca Juga: Pemerintah jamin kredit modal kerja UMKM Rp 16,51 triliun

Keempat, terkait masalah tunjangan cadangan klaim karena bagi perusahaan penjaminan, perhitungan akurasi jaminan cadangan klaim itu mencerminkan elaborate dan pengelolaan government yang bagus. Manajemen sebelumnya sangat hati-hati dalam memanfaatkan investasi. 

“Alhamdulillah di tahun 2020 ini seiring dengan adanya turbulensi di pasar modal, pendapatan bersih kami sekarang lebih tinggi dibanding hasil investasi, sehingga diharapkan nantinya terus berlanjut di tahun-tahun berikutnya,” tutupnya. 

Pertanyaan ini ia sampaikan ketika menyambut pimpinan baru Jamkrindo yakni Putrama Wahju Setyawan di  di Gedung Jamkrindo, Jakarta, Kamis 19 November 2020. Sekaligus menggelar perpisahan dengan Dirut Jamkrindo sebelumnya yaitu Randi Anto. 

Selanjutnya: Ini alasan Jiwasraya percepat restrukturisasi polis tahap II

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×