Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah beragamnya pilihan investasi pada era ekonomi digital seperti saat ini, peluang industri securities crowdfunding (SCF) pun masih terbuka lebar. Jumlah pemainnya dinilai masih akan terus bertambah untuk meramaikan industri ini.
Terbaru, ada PT Likuid Jaya Pratama, pemilik platform Eku.id yang mengantongi izin resmi dari OJK berdasarkan keputusan nomor KEP-11 /D.04/2021 pada 9 Februari 2022. Dengan demikian, Jumlah penyelenggara yang saat ini terdaftar di OJK sebanyak 8 platform, antara lain Eku.id, Santara, Bizhare, Crowdana, LandX, Dana Saham, SHAFIQ, dan FundEx.
Wakil Ketua Asosiasi Layanan Urun Dana Indonesia (ALUDI) Heinrich Vincent pun mengungkapkan bahwa hadirnya platform SCF baru yang semakin banyak mendapatkan izin dari OJK akan membantu kebutuhan pendanaan untuk UMKM yang memiliki pangsa pasar besar, karena menurutnya, lebih dari 50% dari 60 Juta UMKM di Indonesia terkendala permodalan.
Baca Juga: Platform Securities Crowdfunding yang Merilis Produk Investasi Saham Startup Edutech
Seperti diketahui, ALUDI mencatat sepanjang 2021 total penyaluran dana kepada penerbit UMKM meningkat lebih dari 115,48% mencapai lebih dari Rp 412 miliar. Total penerbitan mencapai 192 penerbit, naik dari 2020 yang hanya sekitar 129 penerbit.
“Semakin banyak platform SCF berarti semakin mudah melakukan edukasi kepada masyarakat dan memperbesar potensi pendanaan yang bisa disalurkan kepada pelaku bisnis UKM di seluruh Indonesia,” ujar Heinrich.
Adapun, dengan jumlah pemain yang bertambah, Heinrich pun mengungkapkan bahwa setiap pemain SCF perlu meningkatkan kualitas layanan untuk mempertahankan pangsa pasar yang telah dimiliki.
Heinrich yang juga sebagai bos PT Investasi Digital Nusantara alias Bizhare bilang pihaknya juga selalu berinovasi terhadap produk yang saat ini dimiliki. Menurutnya, hal tersebut ia lakukan agar tetap menjadi pemimpin pasar di industri ini.
“Bizhare sendiri sebagai pemimpin pasar di Industri Securities Crowdfunding, terus berinovasi menghadirkan produk layanan baru seperti Sukuk, yang sangat diminati oleh masyarakat untuk menjawab kebutuhan investor dan UMKM yang sangat variatif,” ujarnya.
Di 2022, Bizhare sudah membuka pendanaan efek baik itu saham dan sukuk untuk lebih dari 10 Penerbit UKM dengan 3 diantaranya merupakan penawaran jenis sukuk.
Adapun, proyek yang didanai mulai dari bisnis kuliner, proyek tambang, startup hingga agrikultur dengan total pendanaan senilai Rp 20,81 miliar dengan Rp 11,21 miliar-nya berupa sukuk. “Bizhare telah memiliki hampir 150 ribu pengguna di seluruh Indonesia. Dan lebih dari 50% melakukan investasi berulang di berbagai bisnis yang dibuka melalui Bizhare,” imbuhnya.
Baca Juga: Hingga Februari 2022, Industri Securities Crowdfunding Himpun Dana Rp 437 Miliar
Sementara itu, PT Crowddana Teknologi Indonusa atau CrowdDana pun mengungkapkan bahwa pihaknya tetap akan mengembangkan produk dan layanan yang dimiliki untuk tetap menarik pengguna yang saat ini sudah mencapai 90 ribu pengguna.
“Sudah mencapai 90 ribu pengguna dan sekitar 20% yang repeat invest,” ujar Co-Founder sekaligus Chief Product & Marketing Officer CrowdDana Stevanus Iskandar Halim.
Adapun, di kuartal pertama 2022 ini, CrowdDana telah mencapai nilai penerbitan sekitar Rp 5 miliar untuk penerbitan saham. Tahun ini, perusahaan ??menargetkan bisa memiliki penerbit mencapai 9 penerbit dengan total investasi Rp 17 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News