Reporter: Vina Elvira | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indah Prakasa Sentosa Tbk (INPS) berencana akan menambah sejumlah unit kendaraan untuk mendukung kegiatan operasional perusahaan di tahun ini. Hal itu dilakukan sebagai salah strategi INPS untuk mengerek penjualan di tahun buku 2021.
Direktur Indah Prakasa Sentosa Adreanus Tatang menyebut, INPS melalui entitas anak usaha PT Elpindo Reksa akan membeli sebanyak 18 unit truk dengan besaran investasi sekitar Rp 20 miliar. Namun sayang, Adreanus tidak memerinci kapan tepatnya pembelian truk tersebut akan dilakukan.
"Hingga saat ini total kendaraan yang dimiliki Interprase group sebanyak 350 unit," sebut Adreanus dalam paparan publik PT Indah Prakasa Sentosa Tbk , Jumat (7/5).
Baca Juga: ABM Investama (ABMM) berencana tambah produksi dan akuisisi tambang
Seiring dengan rencana bisnisnya di tahun 2021, perusahaan yang juga dikenal dengan nama Interprase Grup ini juga membidik peningkatan penjualan pada sejumlah lini bisnis usahanya.
Seperti misalnya penjualan pada sektor trading bahan bakar minyak (BBM) yang ditargetkan sebesar Rp 150 miliar hingga Rp 200 miliar. Untuk mencapai target tersebut, Adreanus bilang dibutuhkan sejumlah peningkatan pada modal kerja di tahun ini.
"Waktu public expose sebelumnya kita mencanangkan untuk BBM itu naik Rp 150 miliar-Rp 200 miliar. Untuk mencapai hal itu kita butuh tambahan modal kerja sekitar Rp 30 miliar-Rp 40 miliar," sebutnya.
Sementara pada lini bisnis transportasi penyedia jasa logistik, INPS membidik penjualan sebesar Rp 130 miliar di tahun ini. Meskipun dampak dari pandemi masih terjadi, INPS optimistis akan membukukan kinerja yang lebih baik dibanding realisasi tahun 2020 silam. "Tetap optimistis seiring membaiknya ekonomi Indonesia secara menyeluruh," jelasnya.
Baca Juga: Zyrexindo Mandiri Buana (ZYRX) meraup berkah dari pembelajaran daring
Hal itu didukung pula oleh peningkatan kinerja pada sektor jasa logistik di tiga bulan pertama tahun ini. Meskipun begitu, Adreanus tidak merincikan berapa tepatnya peningkatan yang terjadi karena laporan keuangan Kuartal I 2021 belum dirilis.
Pada tahun ini belanja modal atau capital expenditure (capex) yang dianggarkan INPS adalah sebesar Rp 50 miliar-60 miliar. Adreanus berujar, capex tersebut dialokasikan untuk penambahan unit kendaraan juga pengadaan modal kerja.
"Jadi tahun ini kita fokus pengadaan modal kerja sekitar Rp 30 miliar-Rp 40 miliar, ditambah dengan investasi truk sekitar Rp 20 miliar. Jadi hampir Rp 50 miliar-Rp 60 miliar," terang Adreanus.
Diketahui, trading BBM diproyeksikan akan berkontribusi 60% dari total pendapatan INPS di tahun ini. Sedangkan 40% sisanya berasal dari bisnis jasa logistik dan bisnis lainnya.
Pada kesempatan yang sama, Corporate Secretary INPS Jerry Erfansyah mengatakan, pihaknya senantiasa akan melanjutkan target yang telah direncanakan dengan menjalankan sejumlah strategi, seperti zero lossis, zero accident, dan pemeliharaan jalur pengiriman. "Memastikan bahwa pengiriman tetap pada jalurnya sehingga pengiriman dapat diterima tepat waktu, dan kualitas pengiriman tetap terjaga," sambung Jerry.
Di sisi lain, INPS juga akan menambah vendor list, dan meningkatkan customer priority. "Kami berkomitmen memprioritaskan konsumen yang mempunyai volume pengangkutan yang tinggi," pungkasnya.
Baca Juga: Lanjutkan rights issue, Buana Lintas Lautan (BULL) incar dana segar Rp 600 miliar
Adapun, hingga saat ini produk dan atau pelayanan jasa yang disediakan INPS antara lain, pelayanan pengangkutan barang BBM, LPG, logistik angkutan kimia, serta trading BBM dan LPG.
Sedikit informasi, INPS mencetak kinerja yang kurang memuaskan di tahun lalu. Melansir laporan keuangan perseroan, INPS menorehkan pendapatan sebesar Rp 255,66 miliar di sepanjang tahun 2020. Angka tersebut menyusut signifikan 36,80% secara tahunan atau year on year (yoy) dari realisasi di tahun sebelumnya yang mencapai Rp 404,55 miliar.
Penyusutan angka penjualan, berimbas pada membengkaknya kerugian INPS sebesar Rp 17,33 miliar. Padahal, di tahun sebelumnya INDS hanya membukukan rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp 3,92 miliar.
Selanjutnya: Pada tahun ini, Protech Mitra Perkasa (OASA) bidik pertumbuhan kinerja setinggi 30%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News