kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Harga Kekayaan Pendiri SoftBank Masayoshi Son Menysyt US$ 25 Miliar


Kamis, 17 Maret 2022 / 06:40 WIB
Harga Kekayaan Pendiri SoftBank Masayoshi Son Menysyt US$ 25 Miliar

Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Kekayaan Masayoshi Son, pendiri dan CEO SoftBank Group Corp, menguap sekitar US$ 25 miliar hingga menyisakan US$ 13,7 miliar. 

Penurunan kekayaan Son tersebut disebabkan anjloknya harga saham SoftBank hampir 60% tahun lalu setelah sebelumnya sempat terbang karena meraup untung dari investasinya di sejumlah perusahaan teknologi. 

Belakangan harga saham-saham teknologi yang menjadi investasi Softbank mulai berguguran. Serangkaian masalah telah menimpa Son belakangan, mulai dari tindankan keras China terhadap perusahaan teknologi di negaranya, invasi Rusia ke Ukraina, hingga inflasi di pasar.

Grafik utang Softbank tampak semakin berat jika dibandingkan dengan nilai ekuitasnya. Beberapa pengamat menandai ada risiko terjadinya margin call.

Baca Juga: Pemerintah Harus Cari Pengganti Softbank untuk Danai Pembangunan Proyek di IKN

"Tidak ada kabar baik yang terlihat. Jika mereka diminta untuk meningkatkan agunan, itu berarti investor harus lebih berhati-hati terhadap risiko keuangan yang dihadapi perusahaan," kata analis senior di Iwai Cosmo Securities Co Tomoaki Kawasaki dikutip Bloomberg, Rabu (16/3).

Son mengaku tengah berada dalam masa-masa sulit. Pada Februari lalu, dia menggambarkan SoftBank sedang di tengah badai musim dingin dan mengumumkan nilai aset perusahaan selama tiga bulan hingga Desember 2021 turun 1,55 triliun yen menjadi 19,3 triliun yen.

Sejak itu, kondisinya semakin memburuk. Pasar untuk listing baru bagi portofolio investasinya telah mengering.

Didi Global Inc merosot ke rekor 44% pada akhir pekan lalu setelah perusahaan transportasi online itu menangguhkan IPO di Hong Kong.

Baca Juga: SoftBank Group Diramal Akan Memangkas Kepemilikan Sahamnya di Alibaba

Sebagai tanda terbaru SoftBank kekurangan uang tunai, Vision Fund-nya menjual saham di raksasa e-commerce Korea Selatan Coupang Inc senilai US$ 1 miliar dengan harga diskon pada pekan lalu.

"Gambaran makro untuk investasi SoftBank dan prospek untuk listing tidak terlihat bagus. Turunnya nilai investasi SoftBank, seperti Alibaba, menghadapkan perusahaan pada risiko margin call,” kata Ahli Strategi Ekuitas Jepang di Asymmetric Advisors Amir Anvarzadeh.  

Adapun rasio pinjaman terhadap nilai SoftBank atau LTV melonjak menjadi 22% pada akhir tahun lalu dari 8,8% pada Juni 2020

Softbank berencana menjaga rasio utang di bawah 25%. Namun, peningkatan pinjaman, ditambah dengan penurunan saham Alibaba dan SoftBank telah mendorongnya lebih tinggi tahun ini.

SoftBank bergantung pada pembiayaan untuk mempertahankan laju investasinya dan mendukung program pembelian kembali sahamnya. 

Lembaga pemeringkat S&P Global Ratings memperkirakan LTV Softbank sebesar 29%. Jika lebih dari 40% maka dapat memicu potensi penurunan dari peringkat BB+ saat ini. 

Analis Jefferies Atul Goyal memperkirakan, hal itu akan membutuhkan uang tunai sebesar US$ 45 miliar tahun ini. Menurutnya, kemungkinan SoftBank akan menjual saham Alibaba untuk memenuhi permintaan. 

Baca Juga: SoftBank jual sahamnya di perusahaan terbuka hingga US$ 15 miliar

SoftBank telah lama mengandalkan pembiayaan yang didukung aset, yang lebih murah daripada bentuk pendanaan lainnya. Ini termasuk menjaminkan aset dengan imbalan uang tunai untuk diinvestasikan pada startup tahap awal dan menggunakan kontrak forward prabayar, di mana SoftBank menerima uang di muka untuk penjualan kepemilikannya di masa depan. 

Pada Desember tahun lalu, dia telah menjanjikan lebih dari setengah sahamnya di Alibaba, T-Mobile US Inc, Deutsche Telekom AG dan unit telekomunikasi SoftBank Corp. Adapun jaringan pembiayaan Son melampaui perusahaan inti. 

Son memiliki beberapa pinjaman pribadi terbesar yang terkait dengan saham perusahaan di dunia setelah menjanjikan saham senilai 5,7 miliar dolar AS kepada 18 pemberi pinjaman termasuk Bank Julius Baer & Co, Mizuho Bank Ltd, dan Daiwa Securities Group Inc. 

Baca Juga: Mengurungkan Niat, SoftBank Tidak Akan Berinvestasi di Proyek Ibu Kota Baru Indonesia

Perwakilan SoftBank mengatakan, perusahaan juga memberikan pinjaman kepada beberapa eksekutif sebagai bagian dari program insentifnya, dengan tujuan untuk membeli saham perusahaan.

Untuk membantu membiayai saham di T-Mobile, SoftBank meminjamkan 515 juta dolar AS kepada Marcelo Claure, mantan COO Softbank yang mengundurkan diri pada Januari lalu karena sengketa kompensasi dengan Son. 

Tahun lalu, Softbankn mencetak laba kuartalan terbesar dan sahamnya naik ke rekor tertinggi. IPO  Coupang dan platform pengiriman DoorDash Inc. membantu mengimbangi kerugian dari WeWork, Greensill Capital dan Wirecard.

Namun Alibaba, investasi terbesar SoftBank telah kehilangan 35%  tahun ini. Semua kecuali tiga dari 23 saham yang didukung oleh Son telah jatuh di bawah harga IPO, dan biaya mengasuransikan utang perusahaan terhadap default telah meningkat lebih dari dua kali lipat. 

Kendati demikian, SoftBank tidak mengubah strategi. Setelah membayar kembali pinjaman senilai US$ 10 miliar yang dijamin oleh saham Alibaba, perusahaan ini menambah utang baru senilai US$ 6 miliar pada Desember 2021. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×