kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pemerintah Harus Cari Pengganti Softbank untuk Danai Pembangunan Proyek di IKN


Rabu, 16 Maret 2022 / 06:40 WIB
Pemerintah Harus Cari Pengganti Softbank untuk Danai Pembangunan Proyek di IKN

Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Pemerintah mesti mencari investor baru untuk proyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara pasca mundurnya Softbank Group Corp menjadi investor Proyek IKN.

Ketua Bidang Kajian Akuntansi dan Perpajakan, Asosiasi Emiten Indonesia (AEI), Ajib Hamdani mengatakan, investasi di IKN membutuhkan dana yang sangat signifikan. Sebab itu, dibutuhkan anchor investor, agar program pemindahan ibu kota bisa berjalan dengan baik.

“Hengkangnya SoftBank menjadi lampu kuning agar pemerintah bisa menggandeng investor pengganti yang kredibel agar momentumnya tetap terjaga,” ujar Ajib saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (15/3).

Ajib menilai, jika mengandalkan banyak investor yang nilai investasinya kecil-kecil, justru akan menjadi tantangan terhadap sustainability nya. “Tetap harus ada anchor investor yang bisa kuat secara fundamental,” ucap Ajib.

Baca Juga: CEO Softbank Masayoshi Son Batal Jadi Dewan Pengarah IKN, Apa Sebabnya?

Lebih lanjut Ajib menilai, potensi dampak yang akan terjadi apabila porsi pembiayaan proyek IKN lebih besar berasal dari APBN. Menurutnya ada dua hal yang perlu dicermati.

Pertama, karena struktur APBN adalah keputusan politik, maka harus ada persetujuan dari DPR untuk alokasi dalam belanja APBN. Artinya, segala kemungkinan bisa terjadi, apalagi proyek IKN adalah program jangka panjang.

Kedua, neraca keuangan negara, keseimbangan primernya sudah negatif. Cenderung kurang ideal kalau ditambah beban untuk pembiayaan pembangunan IKN. “Karena ini akan masuk pos yang tidak memberikan kontribusi secara langsung atas pertumbuhan ekonomi dan menghasilkan devisa atau peningkatan pajak,” terang Ajib.

Baca Juga: Softbank Batal Investasi di IKN, Ekonom: Hal yang Wajar



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

×