Sumber: Al Jazeera | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - Hamas mengeluarkan peringatan keras kepada Israel atas serangannya terhadap penduduk Palestina di Yerusalem Timur yang diduduki, dengan mengatakan Israel akan membayar "harga mahal" atas tindakannya.
"Brigade Qassam tidak akan berdiam diri dalam menghadapi serangan di lingkungan Sheikh Jarrah," kata Mohammed Deif, Komandan Brigade Qassam, sayap bersenjata Hammas, dalam pernyataan tertulis Selasa (4/5), seperti dikutip Al Jazeera.
"Mereka akan membayar mahal jika agresi terhadap orang-orang kami di lingkungan Sheikh Jarrah tidak segera berhenti," ujarnya seraya menambahkan, Brigade Qassam mengikuti perkembangan dengan cermat.
Deif, yang telah berada dalam daftar buronan Israel selama bertahun-tahun, memuji "orang-orang yang teguh" di Sheikh Jarrah, yang menghadapi pengusiran paksa dalam waktu dekat dari rumah mereka.
Baca Juga: Serangan roket dari Gaza terus datang, Israel siap balas lebih kuat
Tentara Israel menyerbu Yerusalem Timur untuk malam kedua pada Selasa. Penduduk dan pengunjuk rasa solidaritas disemprot dengan air sigung, sejenis air limbah yang ditingkatkan secara kimiawi, dan diserang secara fisik.
Kejahatan perang
Beberapa warga Palestina ditangkap, termasuk Tala Obeid, Omar al-Khatib, dan Mahmoud Nabil al-Kurd, yang keluarganya menghadapi pengungsian dari rumah mereka di Yerusalem Timur yang diduduki.
Al-Kurd bersama dengan warga Palestina lainnya dibebaskan pada Rabu pagi, tetapi penahanan al-Khatib, seorang aktivis lokal, diperpanjang.
Baca Juga: Militer Israel akui telah melakukan serangan udara dini hari terhadap Hamas
Mustafa Barghouti, Ketua Partai Inisiatif Nasional Palestina, mengatakan kepada Al Jazeera, apa yang terjadi di Sheikh Jarrah adalah "proses pembersihan etnis".
"Ini adalah kejahatan perang terhadap penduduk (Palestina) di Yerusalem," katanya berbicara dari Kota Ramallah di Tepi Barat yang diduduki.
"Tindakan pembersihan etnis ini tidak lain adalah cerminan dari kebijakan rasis yang diikuti Israel dan sistem apartheid yang terkonsolidasi tidak hanya di Yerusalem tetapi di wilayah pendudukan Palestina pada umumnya," imbuh dia.
Barghouti meminta komunitas internasional untuk mencampuri dan menekan Israel agar tidak mengakhiri "pendekatan sistematis" -nya untuk menghilangkan kehadiran Palestina dari kota itu.
Selanjutnya: Jelang Hari Quds, Israel antisipasi kemungkinan serangan siber skala besar dari Iran
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News