kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Dirut Pertamina: Penggunaan LNG domestik turun signifikan gara-gara pandemi


Rabu, 10 Februari 2021 / 07:10 WIB
Dirut Pertamina: Penggunaan LNG domestik turun signifikan gara-gara pandemi

Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina (Persero) menyatakan demand gas alam cair alias Liquefied Natural Gas (LNG) di dalam negeri tahun lalu anjlok tertekan pandemi Covid-19. Penurunan diproyeksikan berlanjut pada tahun ini.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati membeberkan bahwa penurunan konsumsi LNG dalam negeri terjadi secara signifikan. Sebagai perbandingan, konsumsi LNG domestik pada tahun 2020 hanya sebanyak 23,5 standard cargo atau secara volume sebanyak 68,35 juta MMBTU.

Padahal pada tahun 2019, realisasi konsumsi dalam negeri tercatat sebanyak 38,3 standard cargo atau 111 juta MMBTU. "Penggunaan LNG domestik di tahun 2020 mengalami penurunan cukup signifikan karena pandemi Covid-19, yang terbesar kalau kita lihat kaitannya dengan kelistrikan," ungkap Nicke dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VII DPR RI, Selasa (9/2).

Baca Juga: Pengamat: Chevron harus kembalikan pembangkit listrik permudah transisi Blok Rokan

Sejalan dengan penurunan demand listrik, imbuh Nicke, supply listrik PLN pun berlebih. Alhasil, PLN memprioritaskan penggunaan listrik dari batubara yang bersifat basedload. Kebutuhan gas pun mengalami penurunan yang signifikan.

Nicke mencontohkan, untuk di regasifikasi FSRU Lampung saja, konsumsi LNG PLN pada tahun lalu hanya 18 standard cargo, merosot jauh dari konsumsi pada 2019 yang sebanyak 33,4 standard cargo.

Penurunan juga terjadi di LNG PLN lainnya, termasuk dari industri pupuk. "Untuk yang lainnya (LNG PLN) di Benoa, Amurang, dan Samberah juga pabrik pupuk ini pun mengalami penurunan besar," ungkap Nicke.

Dengan pertimbangan kondisi tersebut dan pergerakan demand saat ini, Pertamina pun memproyeksikan konsumsi LNG dalam negeri akan kembali menurun pada tahun ini. Yakni hanya sebesar 17,6 standard cargo atau 51,02 juta MMBTU.

Cerita sedikit berbeda pada pasar ekspor. Pada tahun lalu, realisasi ekspor LNG sebanyak 60,6 standard cargo atau secara volume 176,78 juta MMBTU. Menurun dibandingkan realisasi tahun 2019 yang tercatat sebesar 72,2 standard cargo atau 209,96 juta MMBTU. Pasar China dan Jepang masih menjadi andalan.

Namun untuk tahun ini, pasar ekspor LNG diproyeksikan bisa lebih membaik dibandingkan tahun lalu, yakni dengan ekspor sebanyak 68,3 standard cargo atau 197,87 juta MMBTU.

Baca Juga: Pertamina terbitkan obligasi global senilai US$ 1,9 miliar

Sebagai informasi, sumber LNG Indonesia masih ditopang oleh Bontang dan Tangguh. Dari LNG Bontang sendiri mampu memproduksi hingga 83,6 standard cargo atau 245 juta MMBTU pada tahun lalu.

Nicke mengatakan, upaya memasarkan LNG ke pasar internasional tetap perlu dilakukan. Meski permintaan dari dua pasar utama yakni China dan Jepang turun terdampak pandemi, namun Pertamina tetap akan menjaga pasar ekspor LNG ke pasar Asia Timur tersebut.

"Pandemi covid-19 membuat demand di (pasar) paling besar Jepang dan China mengalami penurunan signifikan. Namun demikian kita coba tetap maintain pasar luar negeri," jelas Nicke.

Dia juga menegaskan bahwa pengembangan bisnis dan infrastruktur LNG akan terus digarap Pertamina Group. Apalagi untuk menopang program gasifikasi, termasuk dari sisi pembangkitan listrik.

Nicke menjelaskan bahwa melalui subholding gas, yakni PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN), pihaknya sedang menjalankan penugasan pemerintah untuk gasifikasi 52 titik pembangkit diesel PLN. Untuk menjalankan penugasan tersebut, PGN akan membangun 6 klaster dan unit gasifikasi melalui konsep virtual pipeline.

Pada tahun ini, gasifikasi pembangkit PLN ditargetkan di 3 lokasi, yakni Tanjung Selor, Sorong dan Nias. Pada tahap selanjutnya, gasifikasi akan diselesaikan pada 30 pembangkit.

Baca Juga: Pertamina bakal kaji ulang seluruh kontrak LNG termasuk dengan LNG Mozambique

"Kami dengan PLN, yang menjalankan adalah PGN untuk bagaimana mengonversi diesel menjadi gas di 52 pembangkit, yang akan kita selesaikan dalam 2 tahun ini," ungkap Nicke.

Dia juga menegaskan bahwa rencana pengembangan bisnis LNG akan disesuaikan dengan proyeksi supply-demand dalam Neraca Gas Indonesia yang dikeluarkan oleh Kementerian ESDM. Neraca Gas terakhir dikeluarkan pada 2018 dan neraca terbaru akan dikeluarkan setelah finalisasi Rencana Umum Energi Nasional (RUEN).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×