kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

De-dolarisasi, China Timbun Emas selama 8 Bulan Beruntun


Senin, 10 Juli 2023 / 11:10 WIB
De-dolarisasi, China Timbun Emas selama 8 Bulan Beruntun
ILUSTRASI. Penimbunan emas oleh China terjadi di tengah upaya negara itu untuk mengikis dominasi dolar secara global. REUTERS/Denis Balibouse

Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Mengutip artikel Reuters pada Mei 2023 lalu, de-dolarisasi akan membutuhkan jaringan yang melibatkan eksportir, importir, pedagang mata uang, penerbit utang, dan pemberi pinjaman yang luas dan kompleks untuk secara mandiri memutuskan untuk menggunakan mata uang lain. 

Namun, ini agak sulit. Pasalnya, di satu sisi, dolar digunakan hampir 90% transaksi valas global, mewakili sekitar US$ 6,6 triliun pada tahun 2022, menurut data BIS. 

Selain itu, sekitar setengah dari semua utang luar negeri dalam dolar, dan setengah dari semua perdagangan global ditagih dalam dolar. 

"Fungsi dolar semuanya saling memperkuat," kata Barry Eichengreen, profesor ekonomi dan ilmu politik Berkeley. 

Dia menambahkan, "Tidak ada mekanisme untuk membuat bank, perusahaan, dan pemerintah mengubah perilaku mereka pada saat yang bersamaan." 

Baca Juga: De-dolarisasi Nyata Terjadi, Ini Tanda-tandanya Menurut JPMorgan

Meskipun mungkin tidak ada satu pun penerus dolar, menjamurnya alternatif dapat menciptakan dunia multikutub. 

Ahli strategi BNY Mellon Geoffrey Yu mengatakan negara-negara menyadari bahwa satu atau dua blok aset cadangan yang dominan "tidak cukup terdiversifikasi." 

Bank sentral global melihat lebih banyak jenis aset, termasuk utang perusahaan, aset berwujud seperti real estat, dan mata uang lainnya. 

"Proses ini sedang berlangsung," kata Mark Tinker, direktur pelaksana Toscafund Hong Kong. "Dolar akan digunakan lebih sedikit dalam sistem global."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×