Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Suharso Monoarfa menyatakan, daya saing sumber daya manusia Indonesia masih tertinggal.
Berdasarkan global competitiveness report tahun 2019 oleh World Economic Forum, peringkat daya saing Indonesia berada pada tingkat 50 dari 141 negara. Hal ini masih sedikit dibawah Malaysia dan Thailand. Serta Singapura yang berada di peringkat pertama.
Suharso mengatakan, dampak pandemi Covid-19 memberi tekanan yang besar pada sektor ketenagakerjaan Indonesia. Sebagai informasi, pada periode Agustus 2020 terdapat sekurang-kurangnya 29 juta penduduk usia kerja yang terdampak pandemi Covid-19 dan tingkat angka pengangguran terbuka 7,07 % atau sebanyak 9,77 juta orang menganggur.
Baca Juga: Menaker: Jumlah pengangguran terbuka mengalami penurunan
"Tingkat pengangguran terbuka masih didominasi lulusan SMK yang seyogyanya merupakan calon tenaga kerja yang siap pakai," ujar Suharso dalam diskusi virtual, Selasa (25/5).
Selain itu, pandemi covid-19 juga menekan sektor informal di mana mayoritas pekerja di sektor informal yang memiliki produktivitas yang rendah pada akhirnya kian menurunkan daya saing.
Akses kelompok rentan seperti perempuan penyandang disabilitas atau penduduk daerah tertinggal terhadap kesempatan kerja yang berkualitas juga masih rendah.
"Mayoritas mereka masih bekerja di sektor informal karena sulit mengakses lapangan kerja formal," terang dia.
Suahrso menerangkan, mega tren dunia seperti dinamika perubahan demografi, perkembangan teknologi yang cepat, pembangunan ekonomi hijau, sesungguhnya memberi peluang sekaligus tantangan bagi Indonesia untuk meningkatkan daya saing secara responsif dan adaptif.
Merespon berbagai tantangan tersebut, upaya pembangunan sumber daya manusia dilakukan secara holistik dan terintegrasi.