kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Daya saing sumber daya manusia Indonesia masih tertinggal, begini penjelasan Bappenas


Rabu, 26 Mei 2021 / 08:15 WIB
Daya saing sumber daya manusia Indonesia masih tertinggal, begini penjelasan Bappenas

Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Yudho Winarto

Kemudian, untuk menghadapi tantangan tersebut, Kementerian Ketenagakerjaan mengusulkan adanya 9 lompatan besar. Hal itu meliputi reformasi birokrasi, ekosistem digital yang siap kerja, transformasi balai - balai latihan kerja, link and match ketenagakerjaan, transformasi program perluasan kesempatan kerja, pengembangan talenta mudan dan perluasan pasar kerja luar negeri.

Anwar menambahkan, salah satu kerangka terobosan dalam 9 lompatan tersebut adalah adanya unit kerja di bawah koordinasi sekretariat jenderal yang dikenal dengan pusat pasar kerja sebagaimana yang tertuang dalam Permenaker no 1 tahun 2021 tentang organisasi dan tata kerja kementerian.

"Kalau kita lihat apa yang dilakukan pusat pasar kerja saat ini masih dalam kondisi yang masih di tingkat awal atau dasar. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kerja bersama kita untuk kita memiliki sebuah pusat pasar kerja yang akan menjadi sebuah ruang interaksi yang sangat efektif antara penerima dan pemberi kerja dan juga berbagai pemangku kepentingan lain, terkait dengan ketenagakerjaan," jelas dia.

Baca Juga: Buka Musrenbangnas, Jokowi tekankan pemulihan ekonomi

Anwar menerangkan, adanya pusat pasar kerja, selain merupakan amanah dari Peraturan Pemerintah nomor 37 tahun 2021 tentang program penyelenggaraan jaminan kehilangan pekerjaan, khususnya terkait dengan manfaat akses informasi kerja dan pelatihan kerja. Akan tetapi juga akan menjadi ajang bagi bertemunya bagi penerima dan pemberi kerja.

Ia berharap pusat pasar kerja ke depannya akan mampu menjadi wadah bagi terlahirnya ekosistem kerja labour market scientist atau labour market analyze. Pusat pasar kerja tidak hanya berkutat dengan persoalan informasi dan placement, namun juga menjadi navigator ke mana kebijakan ketenagakerjaan akan melangkah.

Hal tersebut hanya bisa tercpai jika pusat pasar kerja dapat menerapkan prinsip - prinsip big data sehingga dapat mendeteksi secara dini dinamika pasar tenaga kerja Indonesia dan dunia.

"Inilah mengapa pusat pasar kerja ke depannya memerlukan labour market scientist atau labour market analyze yang menguasai teknik - teknik digital," tutur Anwar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

×