kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

China dan India terancam krisis energi, begini prospek harga batubara ke depan


Rabu, 06 Oktober 2021 / 16:45 WIB
China dan India terancam krisis energi, begini prospek harga batubara ke depan

Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Batubara menjadi salah satu komoditas yang harganya melesat cukup tinggi di tahun ini. Hingga saat ini, komoditas energi tersebut masih anteng di atas level US$ 200 per ton.

Dalam laporannya, Jumat (1/10), Analis MNC Sekuritas Aqil Triyadi mengatakan, penguatan harga batubara didorong oleh beberapa sentimen, salah satunya adalah kenaikan harga gas di Eropa yang membuat biaya pembangkit listrik tenaga uap lebih mahal EUR 75,32 per megawatt/jam (MWh) atau naik 131,71% secara year-to-date (ytd).  

Penggunaan gas ini lebih mahal ketimbang dengan biaya penggunaan batubara yang hanya EUR 44,18 per MWh. Hal ini tentunya akan meningkatkan permintaan batubara ke depan

Aqil menyebut, Goldman Sachs Group, Inc. memproyeksikan harga batubara termal Newcastle hingga kuartal IV-2021 akan mencapai US$ 190 per ton, sedangkan harga batubara kokas (coking coal) diperkirakan mencapai US$ 175/ton. 

Baca Juga: Harga komoditas tambang naik, cermati rekomendasi saham TINS, ANTM, PTBA

Aqil melihat proyeksi ini cukup relevan dengan adanya peningkatan ekspor batubara global. “Dari analisis teknikal, kami memperkirakan harga batubara hingga akhir 2021 berpotensi mencapai level hingga US$ 226 per ton,” tulis Aqil.

Di sisi lain, sejumlah Negara berpotensi menghadapi krisis energi, yang berpotensi mendongkrak harga batubara.

Krisis energi di China didorong oleh serangkaian kebijakan pemerintah untuk mengurangi emisi karbon, mengakibatkan adanya pemadaman listrik sehingga produksi industri di China mulai terhambat.

Sebelumnya, Presiden China, Xi Jinping, menyatakan akan menghentikan pembangunan pembangkit listrik tenaga batubara di sejumlah negara berkembang seiring komitmen China dalam mendukung energi hijau.

Baca Juga: Cermati rekomendasi saham emiten tambang BUMN berikut

Adapun Pemerintah China saat ini tengah berupaya mempercepat pasokan batubara untuk mengatasi krisis energi. Oleh karena itu, MNC Sekuritas memperkirakan permintaan batubara akan meningkat dalam waktu dekat.

Di Inggris, pemerintah telah menyetujui penyediaan batubara untuk menjaga agar pembangkit listrik tetap menyala. Hal ini seiring lonjakan harga gas bumi sejak Mei 2021. Alhasil, kondisi ini juga akan berkontribusi pada tingginya permintaan yang akan mendongkrak harga batubara.



TERBARU

×