Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bertepatan dengan datangnya awal musim hujan 2023/2024, sebagian wilayah Indonesia sudah diguyur hujan.
Forecaster Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Ayuda PS Putri mengatakan, wilayah seperti Aceh dan Sumatera Utara akan diguyur hujan pada 30 Oktober-1 November 2023.
Wilayah lain yang bakal diguyur hujan pada periode adalah Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jambi, Bengkulu, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Papua Barat, dan Papua.
Wilayah tersebut diperkirakan diguyur hujan beberapa hari ke depan karena aktivitas gangguan atmosfer yang aktif di wilayah Indonesia.
"Seperti gelombang Rossby dan Kelvin, serta di beberapa wilayah Indonesia sudah memasuki masa transisi yang menyebabkan hujan cukup masih yang terjadi secara sporadis," ujar Ayudya kepada Kompas.com, Minggu (29/10/2023).
Meski musim hujan sudah tiba, BMKG memperkirakan puncak musim hujan 2023/2024 tidak terjadi pada Desember seperti 2022.
Baca Juga: Tanpa Hujan Cuaca Besok di Bandung, Sumedang, Cirebon (30/10)
Lantas, kapan puncak musim hujan terjadi?
Penjelasan BMKG
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, awal musim hujan 2023/2024 umumnya akan terjadi pada Oktober-Desember 2023 dengan jumlah Zona Musim (ZOM) sebanyak 477 atau 68,2 persen.
BMKG memprakirakan puncak musim hujan 2023/2024 terjadi pada Januari-Februari 2024 dengan ZOM sebanyak 385 atau 55,1 persen.
"Awal musim hujan 2023/2024 pada 699 ZOM di Indonesia diprediksikan mundur sebanyak 446 ZOM atau 64 persen, sama 56 ZOM atau 8 persen, dan maju 22 ZOM atau 3 persen," ujar Dwikorita kepada Kompas.com, Senin (30/10/2023).
"Sementara 50 ZOM atau 7 persen sudah masuk musim hujan, 12 ZOM atau 2 persen dengan musim hujan sepanjang 2023, dan 113 ZOM atau 16 persen dengan tipe 1 musim sepanjang tahun," sambungnya.
Lebih lanjut, Dwikorita menerangkan, sifat hujan selama musim hujan 2023/2024 diprakirakan normal di 566 ZOM atau 80,9 persen.
Di sisi lain, sifat musim hujan diperkriakan di atas normal di 69 ZOM atau 9,9 persen dan di bawah normal di 64 ZOM atau 9,2 persen.
Baca Juga: Hujan Menghilang Kemana? Prakiraan Cuaca Jakarta Besok (30/10)
Dwikorita menambahkan, datangnya musim hujan 2023/2024 perlu diwaspadai karena potensi cuaca ekstrem dapat terjadi. Hal tersebut dikarenakan masa peralihan atau pancaroba dari musim kemarau ke musim hujan.
"Cuaca ekstrem berpotensi besar terjadi selama musim peralihan. Mulai dari hujan lebat disertai petir dan angin kencang serta hujan es," jelasnya.
Potensi awan Cumulonimbus
Dwikorita mengatakan, arah angin dapat bertiup secara bervariasi sehingga berisiko menyebabkan kondisi cuaca yang tiba-tiba berubah dari panas ke hujan atau sebaliknya.
Secara umum cuaca pada pagi hari akan cerah, namun siang hari mulai tumbuh awan, dan hujan menjelang sore hari atau malam.
Ketika pagi hari, kata Dwikorita awan Cumulonimbus (CB) biasanya tumbuh sampai menjelang siang.
Awan tersebut berbentuk seperti bunga kol, warnanya keabu-abuan dengan tepian yang jelas. Namun, menjelang sore hari, awan tersebut akan berubah menjadi gelap yang kemudian dapat menyebabkan hujan, petir dan angin.
"Curah hujan dapat menjadi salah satu pemicu bencana hidrometeorologi basah, seperti banjir bandang dan tanah longsor," ujarnya.
"Karenanya, kepada masyarakat yang tinggal di daerah perbukitan yang rawan longsor, kami mengimbau untuk waspada dan berhati-hati," imbuh Dwikorita.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Puncak Musim Hujan Tidak Terjadi di Desember 2023, Ini Prakiraan BMKG"
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News